Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bayu dan Ruangmuslim.com, Mengisi Tantangan Kemerdekaan

13 Agustus 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_224599" align="alignleft" width="300" caption="Gbr: Dok. Bayu"][/caption] Kemerdekaan, ketika dirayakan dengan pembuktian kerja. Sepertinya itu akan terlihat lebih bermakna, dari hanya sekadar hingar-bingar tetapi tanpa keikutsertaan kerja nyata yang lebih mengangkat citra bumi pertiwi yang telah susah-payah digapai kemerdekaannya oleh pendahulu. Bayu, seorang lelaki jebolan Institut Teknologi Bandung, dalam irama ketenangannya menunjukkan sebuah bukti kerja yang to the point. Mengisi kemerdekaan dengan karya yang bisa dirasakan manfaat oleh banyak orang.  Apa hal yang sekilas terlihat simpel, tetapi kemudian bisa dikembangkan dengan perjuangan tanpa pamrih. Rela merogoh kocek sendiri untuk mengadakan sebuah situs jejaring bernama ruangmuslim.com, setidaknya sebagai ujud implementasi nilai persatuan dengan caranya  sendiri. Bersama kreasi yang layak diacungi ibu jari.

***

Membuka situs ruangmuslim.com, situs yang saya kenal lewat tautan link di fesbuk Bisyri, mahasiswa Al Azhar Mesir yang juga rajin menulis negeri Seribu Piramida di Kompasiana, langsung disambut dengan sapaan begitu hangat: Siapapun, dari golongan dan latar belakang apapun, sejauh beritikad baik untuk menghidupkan silaturahim, diundang untuk bergabung. Kalimat yang terlihat jelas karena berada di halaman muka dengan bentuk huruf yang memang eye catching. Siapa nyana, situs yang terlihat elegan itu yang awalnya saya kira dikelola oleh puluhan karyawan ternyata hanya di-handle oleh sepasang suami istri. Sebuah kerja yang sempat membuat mulut saya terbuka, melongo. Ini jelas sebuah upaya kreatif yang layak untuk diapresiasi. Mengingat, kendati dari namanya ditujukan untuk user muslim, tetapi dengan bentuk tampilan situs yang saya akui lebih menarik dari fesbuk atawa facebook.com, lebih kaya warna dan isi, tapi dari mottonya terlihat situs ini tidak mengharamkan juga user yang non-Islam, selama user tersebut menggunakan media ini untuk kebaikan. Takjub, segera saya sapa Kang Admin yang tak lain adalah Bayu, lelaki jebolan ITB (selesai 2005). Menanyakan sekilas beberapa hal tentang ruangmuslim lewat fitur chat yang juga ada di sana. Selanjutnya saya tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang situs ini. Gayung bersambut, aura ketulusan mencuat dari lelaki kelahiran 1981 itu. Ia meminta saya untuk mengirimkan email saja, agar semua pertanyaan bisa terjawab lebih mudah. Daripada interview langsung via chat yang sempat saya tawarkan sebelumnya. Berikut, hasil wawancara saya dengan owner ruangmuslim.com: Kapan berdirinya dan siapa saja yang mengawaki keberadaan RM? RM diluncurkan secara online pada 19 September 2009 secara sederhana tanpa seremoni atau promosi. Kebetulan yang mengawaki hanya 2 orang saja. Bayu dan Mita (istri saya). Bagaimana inspirasi awal, pencetusnya dan siapa yang menjadi penggerak pertama RM? Inspirasi awalnya.. hmm merasa ada ruang kosong yang harus diisi aja. Saya berinisiatif untuk membuat sebuah situs social network yang lebih kondusif untuk user muslim dalam beraktivitas online baik itu nge-blog, chat, dengerin mp3, download, upload foto & video, diskusi, nonton multimedia, bersosial, baca artikel, dll.. Sehingga user muslim ini bisa belajar dari sesama member atau belajar dari fitur-fitur yang telah disediakan RM. Harapannya dengan begitu aktivitas online-nya menjadi bermanfaat dan tidak sia-sia. Apa yang menjadi harapan besar dari keberadaan RM? RM mampu memberikan ruang yang kondusif bagi muslim indonesia dalam beraktivitas online sehingga users RM dapat mengambil manfaat darinya. Sekarang siapa yang sehari-sehari mengurus arus gerak RM? Saya dan istri saya. Sebetulnya saat ini pengelolaan RM belum menjadi core pekerjaan kami sehari-hari. Namun, InsyaAllah sudah diniatkan dalam waktu dekat untuk dikelola secara lebih profesional dengan mendirikannya sebagai sebuah perusahaan dotkom murni. Saat ini pengelolaannya masih memanfaatkan waktu-waktu luang seperti malam hari dan hari libur. Aktivitas utama saya saat ini masih sedang merintis sebuah agensi kecil bernama Digindo yang fokus pada web development di Jakarta. Sedangkan istri saya kebetulan baru merampungkan studi S2 di Psikologi UI. Memperhatikan perkembangan RM saat ini memberikan inspirasi bagi saya untuk membangun sebuah perusahaan dotkom murni yang didedikasikan untuk menciptakan aplikasi-aplikasi layanan online islami untuk muslim. Mudah-mudahan hal ini dapat tercapai dalam waktu dekat. Bagaimana sistem pendanaan? Mengingat belum terlihat ada sponsor yang muncul? Meski megap-megap, alhamdulillah sampai sejauh ini masih diberikan kemampuan untuk melakukan pendanaan secara swadaya dari dompet sendiri. :).. Berbekal keyakinan saja bahwa Allah pasti membantu. Ada rencana mencari sponsor? Hmmm… Tergantung seperti apa kasusnya.. Namun sampai saat ini sebetulnya kami merasa lebih nyaman untuk membangunnya secara mandiri. Ada beberapa rencana yang sedang kami bangun agar RM mampu mengenerate revenue sehingga RM bisa tumbuh dan berkembang secara mandiri. Apa saja perencanaan lebih lanjut yang bersifat jangka panjang dari RM? RM akan berdiri sebagai perusahaan dotkom murni yang didedikasikan untuk menciptakan aplikasi-aplikasi layanan online islami untuk muslim Indonesia. Masih banyak PR awal yang harus kami selesaikan terkait dengan rencana besar ini. Bagaimana tentang pandangan yang menyebut RM meniru Facebook? Gak apa-apa.. santai saja Yang penting RM tetap terus bisa tumbuh dan berkembang.. Apa yang membedakan RM dengan Millatfacebook yang juga lebih menekankan pada user muslim? MillatFacebook mungkin ingin lebih langsung menggarap social network untuk muslim se-dunia. Sedangkan RM ingin lebih fokus di Indonesia saja sambil melihat perkembangan-perkembangan yang ada. Saya rasa baiknya RM berproses secara wajar dan tidak mengambil strategi ‘big-bang’. Apa saja upaya yang telah dilakukan agar RM lebih dikenal publik muslim di Indonesia dan seluruh dunia? Strategi marketing kami saat ini tidak terlalu dikelola secara intens. Terus terang juga sejak pertama kali diluncurkan, RM tidak melakukan banyak upaya promosi. Kami lebih memilih untuk memperkuat kualitas dari sisi content dan fitur dahulu. Ketika users puas, kami yakin ini akan menyebar secara mouth to mouth. Masalah atau kendala yang selama ini acap ditemukan selama mengurus RM? Keterbatasan server & waktu dalam mengelola. Terkait Mas Bayu sendiri, posisi di RM? Usia? Pendidikan? Kegemaran? Pandangan terhadap dakwah? Saya? Founder RM.. Kelahiran tahun 1981.. pernah kuliah di itb dan lulus tahun 2005.. Saat ini sangat gemar dengan dunia internet.. Hmmm… Saat ini internet harus dipandang sebagai sebuah media utama untuk melakukan dakwah. Saya berkeyakinan banyak muslim Indonesia yang lebih asyik online di Internet berjam-jam (baca artikel, chat, lihat video, download) ketimbang media lainnya seperti buku, koran atau televisi. Untuk itu harus ada yang mengisi posisi sebagai penyedia yang secara profesional menciptakan dan menyediakan layanan-layanan online untuk memberikan ruang yang lebih kondusif untuk muslim dalam beraktivitas online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun