Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humor

2 Arjuna Mencari Celana (Eps: Srondol Kena Santet Bola Kasti)

12 Juni 2010   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:35 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_164872" align="alignleft" width="300" caption="Jin yang mengteror Srondol (Gbr: nafasku.com)"][/caption] Beberapa hari kampung itu sepi. Iya kampung Pasti Waras tempat Srondol, Suheng dan Siumoy mendapat katepe sebagai tanda bahwa mereka sebagai penduduk di sana. Desas-desus menyebut kalau Srondol kena santet. Di sebut-sebut, Srondol disantet dengan cara dikirimkan bola kasti masuk ke kepalanya. Terbukti, saat seluruh penghuni kampung Pasti Waras berkunjung, di kepalanya terlihat benjolan sebesar bola kasti. Sayang sekali memang, entah mungkin saking demikian rendah hati masyarakat di kampung Srondol, sampai-sampai tidak ada yang berhasil mendapat informasi apa-apa (jangan tanya penulis, hubungan rendah hati dan penyebab Srondol di santet). Padahal sudah jelas-jelas ditulis pada tulisan lalu kalau Srondol berpura-pura kerasukan banteng dan mencoba menubruk Siumoy dan Suheng yang sedang meniru lakon telenovela, setelah berhasil babak-beluri Srondol. Nah, saat nubruk tanpa lihat-lihat itu, tenaga penuh yang diniatkan menabrak pasangan yang belum punya uang untuk mendapat surat nikah  itu justru kebentur dinding. Lho, kok ceritanya gak logis? Kemarin Srondol dipukuli malah sampe pake sofa segala tapi tidak apa-apa? Ya, sesekali kita simak saja hal-hal tidak logis. Jangan khawatir untuk disebut tidak waras, karena ini cerita berasal dari kampung Pasti Waras. Maaf, jadi berputar-putar. Yap, Srondol kadung disebut-sebut kena santet bola kasti. Meskipun Tuhan Maha Tahu kalau itu jelas benjol, bukan santet. Malah negeri para jin pada heboh, meski cuma bisa didengar penulis cerita ini saja. "Gila, goblok manusia-manusia di sana, rugi mereka punya golok!" Raja Jin murka, matanya keluar beberapa senti sebagai tanda kemurkaannya. "Iya, pikiran mereka sepertinya ada yang mengobok-obok, cuma karena benjol thok!" Sahut Asisten Raja Jin. "Semoga tuduhan mereka yang melibatkan nama kita oleh isu santet itu terhenti sebelum ayam berkokok!" Tegas Raja Jin. "Besok?" "Kok...?" "Kita tengok." "Pastikan, goblok!" "Lho kok?" "Lupakan itu, carikan saja tumbal untukku sapi betina yang montok!" Asisten Raja Jin itu mulai melupakan masalah di kampung Pasti Waras. Sebab ia sedang mencoba mencari permintaan rajanya. "Gua kudu nyari yang semok seperti Britney Spears? Montok seperti Shakira? Seronok seperti Madonna?" "Ups, lha yang disuruh cari kan sapi, apa hubungannya. Sepertinya pikiranku mulai tidak sistematis, kurang matematis, tidak logis. Padahal jelas-jelas, artis lebih mahal daripada sapi dengan empat betis."

***

Nah, saat Srondol sedang terbaring menikmati benjol sebesar bola kasti itu. Sambil sesekali melongok ke luar jendela karena ia ranjang tempat ia berbaring berada dekat tembok. Orang-orang yang berkunjung ke sana mulai baca-baca Yasin, karena masih mengira Srondol terkena santet. Wussssssssss Arghhhhhhhhh Mata Srondol mendelik-delik. Kakinya kejang-kejang. Orang-orang yang sedang yasinan terlihat diam. Lebih kurang delapan belas warga kelas atas kampung Pasti Waras berdiri serempak. Tanpa suara serempak mengayunkan langkah kanan, terus mengayunkan kaki kiri, semua. Ke arah ranjang Srondol berbaring. Mirip penari-penari breakdance. "Hahahahahahahahahaha." Srondol tertawa membahana. Sepertinya itu tidak mirip dengan suara asli Srondol yang mirip selebriti Olga Saputra itu. "Aku datang, aku datang. Aku ingin yang montok, semok, seronok!" Sangar suara Srondol yang sedang dirasuki Asisten Raja Jin. Matanya mendelik, sudah mirip penari barong. Denok anak Pak Antok tidak berani menengok. Padahal ia tadinya berada dalam posisi paling dekat dengan Srondol yang kerasukan jin penyuka yang montok. Seluruh pengunjung rumah Srondol jadi bengong. "Aku ingin daging Britney Spears, Christina Aguilera, Shakira dan Madonna." Pak Darto, kepala desa Pasti Waras teringat pesan leluhur. Untuk masak daging di acara maulid, masyarakat boleh memasak daging berapa kilo saja yang disukai mereka. Tapi untuk orang kerasukan apalagi lajang-lajang yang lebih mirip duda seperti Srondol, butuh daging sapi betina yang masih perawan 2 kilogram. Segera, mereka mencari daging sapi jantan. Karena cuma sapi jantan yang sudah jelas masih perawan. Tidak perlu waktu lama, beberapa pemuda kampung sudah berhasil dapatkan daging sapi yang diinginkan dari Mpok Sapiyah yang sering jualan daging sapi dan biri-biri. "Ini...ini daging sapi betina yang masih perawan." Gobak Sodor, pemuda kampung yang memiliki nama unik itu berikan ke kepala desa memberikan daging sapi yang baru didapatnya. "Permisi, kisanak yang sudah masuk ke dalam tubuh Srondol bin Haji Botol, sebelum saya berikan sesaji. Mohon dengan segala hormat, Kisanak jelaskan, Kisanak karnivora atau herbivora atau omnivora?" Tanya Pak Kades dengan gaya pidato di depan camat, sedikit diaduk dengan pelajaran Ilmu Alam  atawa Biologi yang pernah dipelajari waktu SMP. "Jangan singgung-singgung Cut Vora, anak saya yang sedang bermasalah dengan Aral Malintang. Berikan saja cepat! Arghhhh" Bergegas. 2 kilogram daging sapi mentah dijejali ke mulut Srondol. Maklum permintaan jin katanya tidak bisa berlama-lama. Dan, Srondol melahapnya dengan cepat, gayanya mirip Sumanto yang kanibal, tetangganya. Orang-orang melihatnya dengan wajah yang cemas dan prihatin, beberapa sambil melamun bisa mendapat istri secantik Bu Titin istri Pak Saipudin, tukang modin. ---------------------------- Seperti apakah hubungan selanjutnya penduduk kampung Pasti Waras dengan Raja Jin? Dan Srondol sendiri apakah akan bernasib lebih baik? Tunggu, sampai lamunan berikutnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun