Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Erotisme Perempuan Aceh

14 Agustus 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_226362" align="alignleft" width="200" caption="Perempuanku, ditubuhmu ada namaku. Di hatimu ada nama Tuhanku (Gbr: langitperempuan.com)"][/caption] Dalam gerak anggunnya. Dalam senyum termalu-malu mereka ayunkan langkah menuju meunasah-meunasah gampoeng. Lafalkan aleh, ba, ta yang kemudian berubah cerita yang tak hanya berhenti menjadi nostalgia. Dalam gerak mereka, mata ureueng agam Aceh melirik, tidak dengan mata nafsu tetapi dengan penglihatan, anak-anak seperti apa yang bakal lahir dari perempuan itu? Terkadang lelaki itu acap menguping seperti apakah keselarasan antara bibir indah inoeng Aceh dengan ayat-ayat Tuhan yang bisa dibaca. Seorang inoeng Aceh yang memiliki kematangan pemahaman agama dan kesantunannya acap ditunjukkan penghargaan oleh agam Aceh dengan jeulamee (mahar) yang lebih tinggi dari rata-rata. Para lelaki itu tidak merasa rugi jika dengan menikahi perempuan anggun, yang cantik hatinya sepadan dengan kecantikan fisiknya, kendati harus menjual sebagian besar tanoeh blang (sawah). Bungoeng Lam Oen Acap pula perempuan nanggroe diberikan ibarat seperti bunga yang berada di balik dedaunan, indah tetapi tidak 'telanjang' di depan umum. Ketertutupan demikian, dalam pikiran ureueng agam Aceh menjadi sebuah nilai erotisme yang dilihat dari kerangka penglihatan berbeda dari manusia pemuja modernitas yang menilai erotisme dari bikini, lingerie atau bahkan tak berpakaian sama sekali. Mita mak sinyak nyeung jeuet atoe aneuek ngoen eik dijaga nama lakoe, demikian nasehat leluhur Aceh menggambarkan isyarat perempuan seperti apakah yang layak dan tidak untuk dijadikan isteri. Perempuan yang mampu mendidik anak dengan baik dan sanggup menjaga nama baik keluarga sering menjadi incaran kuat banyak ureueng agam Aceh. Lagi, erotisme ureueng inoeng Aceh tidak terletak pada kemolekan tubuhnya saja, tetapi pada jiwa dan penguasaan ilmu agama yang tercermin dari sikapnya. Tidaklah menjadi sesuatu yang erotik ketika seorang inoeng Aceh hanya bisa banggakan keindahan tubuhnya dalam pandangan lelaki Aceh, karena isteri tidak hanya dinobatkan untuk pengisi ranjang malam. Jakarta, 15 Agustus 2010 ---------- Video tentang perempuan Aceh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun