Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kompasiana Blogshop: Menulis ala Haji Bercelana Jeans

25 Juli 2010   07:47 Diperbarui: 8 Maret 2016   19:01 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_204031" align="alignleft" width="300" caption="Menulis yang baik akan lebih membawa kebaikan...(Gbr: Pribadi)"][/caption] Seorang lelaki bercelana jeans berdiri di depan sekitar 300 peserta acara. Melihat aksinya yang terkadang sedikit teatrikal, lengkap dengan tangan kiri yang kadangkala dimasukkan ke kantong celana. Menyimak dengan serius, lelaki yang memiliki nama lengkap Pepih Nugraha tersebut sedang mengulas berbagai hal yang berhubungan dengan kepenulisan dan reportase. Sesekali, disela-sela bahasannya diselingi juga dengan candaan yang membuat peserta riuh dengan gelak tawa. Saya sendiri, menahan air kecil yang sudah mengibarkan bendera putih agar bisa segera dikeluarkan. Tetapi, harus memaksa diri bertahan untuk ikuti semua paparan dari jurnalis yang sudah lama bergulat di medan jurnalistik di Koran Kompas tersebut. Di acara tersebut, Pepih Nugraha membahas, apa saja yang bisa diberitakan? Di sini ia meng-list beberapa point yang layak dijadikan patron ketika ingin menulis apa saja, spesifik yang berkaitan dengan jurnalisme: Semua peristiwa yang terjadi di sekitar, berbagai permasalahan yang dihadapi orang banyak, kebijakan pemerintah yang berdampak bagi masyarakat luas, tingkah laku tokoh dan para selebritis, prestasi orang dan beberapa lainnya yang dalam pandangannya menarik untuk disorot, dan tentu akan memberi impact juga ketika memang disetting untuk membawa nilai kebaikan. [caption id="attachment_204036" align="alignright" width="418" caption="Duo narsis sama-sama pernah bergiat sebagai tukang tulis. Hanya saja, dalam sisi keilmuan, takzim saya untuk beliau (Gbr: Zulfikar Akbar)"][/caption] Dalam kegiatan yang disponsori iB Perbankan Syariah ini, figur yang kerap disapa dengan Kang Pepih ini juga menuturkan pengalamannya sampai kemudian menjadi seorang wartawan atawa jurnalis."Dulu saya hanya menulis di buku-buku harian saja. Jaman tahun-tahun 70-an mana dikenal yang namanya blog-blogan, sekarang saja sudah lebih enak karena bisa mendapat tempat ngeblog di mana saja. Nah, semakin intens menulis, kian kreatif dalam membingkai kata-kata dan merekam semua yang terjadi, bagi yang masih muda, bisa saja ia nanti menjadi jurnalis mainstream." Demikian ulas Kang Haji yang mengenakan celana jeans ini menjelang penutupan sesi paparannya.ga Selain itu, wartawan senior di Kompas ini juga menganjurkan penulis blog/kompasianer untuk fokus pada tema tertentu jika memang berminat agar tulisannya bisa dilirik oleh penerbit."Sebab, kalau tidak fokus pada satu tema, akan sangat sulit bisa mengompilasi tulisan tersebut untuk kemudian menjadi buku." Jelasnya sebagai jawaban atas pertanyaan seorang peserta, Hadi Samsul yang mempertanyakan soal tulisan seperti apa yang idealnya dituliskan untuk bisa menjadi sebuah buku. (ZA)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun