Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pidato untuk (Bekas) Presiden

10 Maret 2010   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_90774" align="alignleft" width="285" caption="Djangan telaloe banjak alasan oentoek setiap kesalahan (Poto: Google)"][/caption] Assalaamoealaikoem WW Dengan nama Toehan YME. Kalian semoea soedah mendjalankan amanah dari Pantjasila. Amanah jang mana soedah tersoerat lama dan terbatja di kalian punja mata. Tetapi, sebagai rakjat, masih banjak jang ketjewa. Sedangkan kalian selama ini malah mengatakan, tidak moengkin menjenangkan semoea rakjat. Itoe merupakan alasan yang memboeat kalian tidak bisa bergerak lebih dalam melihat jang mana persoalan rakjat. Beberapa dari kalian sudahlah mati menemoei Jang Maha Esa. Namoen djangan loepa, pertanggoengdjawaban kalian beloem berachir. Kepada Presiden jang sekarang mendjabat. Dengan hormat Kamoe djuga bakal segera mendjadi bagian dari bekas presiden. Meskipun presiden, bekas akan tetap sama sahadja dengan benda apapoen. Nah, sebaiknya engkaoe berpikir agar saat engkaoe mendjadi bekas, tidaklah terlaloe banjak amanah yang tertinggal. Agar tjatjing koeboer kelak tidak memboeat toeboehmoe tidak njama menunggu kepoetoesan Tuhan. Ada banjak persoalan jang haroes diselesaikan. Jang mana itu semua meroepakan mandat daripada rakjat. Pesan jang ingin saja soeratkan hanjalah, djangan terlaloe dalam memboeat hati rakjat luka gelisah. Djangan terlalu banjak airmata rakjat tertoempah. Sekarang, saatmoe untuk lakoekan itu amanah semoea sebelum engkaoe mendjadi bekas (walaoepoen bekas presiden). Amanat Rakjat Tanah Pasoendan, 10 Maret 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun