Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

I'm Yours

9 Januari 2010   01:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_50811" align="alignleft" width="225" caption="Kebahagiaan itu selalu ada (Gbr: CM)"][/caption] Kesampingkan persoalan layak dipercaya atau tidak. Seseorang yang memiliki sikap, fisik dan pendidikan yang persis sama seperti yang sering anda angan-angankan mengatakan:"I'm Yours." Iya, dia mengatakan dirinya sebagai milik anda. Saya kira anda takkan menolak untuk mengakui, jika hari ini anda mendengar kalimat itu, hari ini adalah hari paling membahagiakan untuk anda.

***

Dalam hal apapun, memang kita harus takluk pada ketentuan yang dituliskan alam meski dalam kata-kata yang tidak seindah puisi. Bahwa, untuk mendapatkan apapun butuh proses waktu yang harus terlewati. Terkadang proses itu menjemukan. Tetapi, di dalam semua ketentuan alam itu, ada energi yang tak terlihat yang akan menikahkan keinginan dengan kenyataan. Saya sering ditertawakan. Serius, ini pengalaman pribadi. saya bercerita pada seorang sahabat bahwa saya sering gemetar sendiri kalau sudah bertemu dengan seorang lawan jenis yang saya taksir. Ditanyakan balik,"seberapa sering anda merasakan gemetar itu?" "Dari sejak memasuki masa remaja." Setelah mengikhlaskan diri ditertawakan, sahabat ini melanjutkan "Bisa dipastikan, anda menjadi lelaki yang paling malang, karena setiap anda ingin untuk jatuh cinta dengan sebenarnya, anda tidak bisa mengungkapkannya?" "Tepat sekali." Ujar saya mengaku. Kembali, saya harus berlapang dada saat tawa berderai menyinggahi telinga saya. Sambil, saya memaksa diri tersenyum meskipun tetap terlihat kecut. Lewat sebuah proses yang juga saya lewati dengan ikhlas, lalu menerima sebuah kalimat yang disiram dengan begitu sejuk dari seoran gadis yang memang saya angan-angankan,"I'm yours." Ujarnya lembut persis di dekat telinga saya. Anda pasti bisa bayangkan seperti apa rasa bahagia yang memeluk hati saya.

***

Saya masih berpandangan bahwa hidup ini indah. Hidup ini tidak semestinya terbiarkan dengan begitu saja terlwati dengan rasa tidak percaya, ketidakyakinan dan perasaan rendah diri. Meski belum begitu banyak prestasi, kegemilangan yang telah berhasil saya toreh dalam hidup saya, tetapi keyakinan bahwa kebahagiaan itu tetap milik saya. Maka kemudian, kebahagiaan itu tetap terasakan utuh, saya bisa menikmati hidup. Kadangkala, saat memilih untuk berhenti dari satu institusi karena mempertimbangkan, tidak ada celah positif untuk saya bisa mengaktualisasikan diri dan memaksimalkan pemanfaatan potensi saya. Beberapa saat setelah resign, memang terasa sekali perasaan down, bahkan rasa rendah diri. Tetapi, Tuhan ada saja yang dilakukan-Nya. Seolah Dia mengatakan,"Aku selalu ada. Aku selalu siap membantu saat yang lain tidak mampu membantumu. Aku menguatkanmu saat engkau lemah. Aku membahagiakanmu saat dunia bernafsu campakkanmu dalam penderitaan. Aku membuatmu terhormat dan berharga saat dunia meremehkanmu. Aku memberikan kekayaan saat dunia menertawakan kemiskinanmu." Dan, kalimat itu menjadi mantera yang saya tanamkan pada diri sendiri agar kebahagiaan selalu menyatu utuh dengan diri saya, meskipun seburuk apapun kondisi hidup yang sedang saya alami. So, mari bersama kita menjalani hari ini, minggu ini, bulan ini dan tahun ini dengan kebahagiaan. Kita bahagia hanya ketika kita mengizinkan diri kita untuk bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun