Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buang Angin Mendapat Hadiah Nobel

23 Maret 2010   07:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_100458" align="alignleft" width="271" caption="Mari menjaga kehormatan kendati kita tetap harus buang angin (Gbr: Google)"][/caption] Saya berpikir keras. Urat-urat di kening terasa menonjol. Keringat satu dua juga mengalir di dahi. Akhirnya saya jingkrak-jingkrak. Saya berhasil menjadi penemu!

***

Apa yang sudah saya temukan? 1. Cara buang angin dan wajah tetap terlihat shalih. 2. Cara buang angin dan wajah tetap terlihat berwibawa. 3. Cara buang angin dan anda tetap terlihat santun. 4. Cara buang angin dan anda tetap terlihat cerdas. 5. Cara buang angin dan anda tetap menjadi orang yang disegani. Dan semua itu justru sudah saya aduk dalam satu ramuan saja. Tidak perlu anda order, tidak butuh keluar biaya. Serius meski terlihat tidak serius. Tetapi sebelumnya saya mau ajak bicara, agar tulisan ini tidak masuk kategori tulisan sampah. Yang mau saya ajak untuk bicarakan itu adalah kenapa saya dalam dua hari ini lebih suka bicara tentang persoalan angin dan buang angin? Malah kemarin tulisan yang bertema serupa menjadi headline di Kompasiana. Jarang bukan, buang angin atawa kentut bisa mendapat tempat terhormat? Tetapi saya berhasil lakukan itu. Lihat saja tulisan ini, di sini. Saya tertarik untuk bicarakan ini karena alasan jenuh menulis terlalu serius tetapi belum memberi dampak yang serius. Terus, juga sepertinya orang-orang yang membaca di dunia maya juga tidak terlalu butuh hal-hal yang serius. Kecuali, mahasiswa yang sedang mencari bahan untuk skripsi, tesis atau desertasi dan apapun namanya itu. Maka, pikiran saya beberapa hari ini lebih banyak tertuju pada metodologi buang angin. Siapa tahu bakal mendapat Nobel dengan penemuan ini, iya kan? Nah, mari masuk dalam dunia teori saya. Jika wibawa menjadi soal penting buat anda, jika nampak shalih menjadi sebuah hal yang menjadi selera anda, dan anda tetap terlihat cerdas, santun maka ikutilah petunjuk sederhana ini:

- Pasang wajah berwibawa

- Usahakan sorot mata tetap tegas,

- Bicaralah masalah-masalah agama dan ilmu pengetahuan.

Baru kemudian hembuskan pelan-pelan tanpa merubah ekspresi wajah anda. Semoga membantu dan doakan saya untuk mendapatkan hadiah Nobel dengan penemuan ini. Also Published in: Tukang Parkir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun