Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obrolan Kecil tentang Air Besar

17 Maret 2010   17:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:22 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_96198" align="alignleft" width="225" caption="air besar tak mesti dibayar dengan uang dengan berat yang sama/ hukum WC Umum (Gbr: Google)"][/caption] Terkadang untuk nyari ide. Memang saya sengaja menempatkan status di Facebook yang ringan-ringan saja. Untuk mendapatkan umpan balik yang seringkali bisa menjadi bahan untuk saya alirkan dalam tulisan yang lebih panjang. Dan, malam ini saya menempatkan status dengan kalimat yang juga tidak terlalu panjang: ========================================

buang air kecil butuh uang kecil, kenapa buang air besar kok juga pake uang kecil. duh, dunia ini kadang-kadang aneh juga

======================================== Dari sana, seorang rekan memberikan umpan balik dengan jawaban: "Sudah tepat, bayangkan saja jika harus membayar buang air besar sesuai besarnya "yang keluar" dari belakang (atau bawah ya?)." Mungkin iya, dialog kecil seperti ini terlihat sederhana saja. Tetapi, saya justru merasa dalam kesederhanaan obrolan itu juga terketemukan sebuah sisi realistis sekali. Bahwa, ada keseimbangan, namun keseimbangan itu juga tidak selamanya harus memiliki "berat" yang sama. Jadi teringat dengan perjalanan hidup kita sebagai manusia. Yang memiliki tanggung jawab dan berbagai tugas hidup. Bekerja, mengais rejeki (maaf bagi yang tidak setuju kata mengais), tetapi seringkali saat  menakar dan mengukur, kenapa ya kok hasil yang didapatkan tak jarang memang tak seimbang. Sebagian ada yang bekerja ringan namun mendapat hasil besar. Sebagian lagi bekerja berat malah mendapat hasil kecil. Aneh? Saya juga ingin menyebut aneh (di status FB juga saya akhiri dengan aneh toh?). Nah, saat mencoba mengulik, membalik kondisi yang memang juga pernah saya alami sendiri, terpikir bekerja berat tetapi mendapat hasil yang kecil bukankah jauh lebih nyaman dan lebih membuat lega daripada bekerja asal-asalan, ringan-ringan saja namun mendapat ganjaran yang jauh lebih besar. Nah ini bagaimana? Wallaahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun