[caption id="attachment_332320" align="aligncenter" width="518" caption="Perayaan Paskah di Aceh - Gbr: KabarAceh"][/caption]
Seorang pemuda dengan wajah yang dipenuhi berewok menyerupai Yesus berjalan dengan langkah tertatih-tatih. Ia memanggul salib di pundaknya dengan beberapa algojo kerajaan terus-menerus mencambukinya. Sebagian lainnya melemparinya dengan batu. Tentu saja, batu itu hanya terbuat dari kertas. Ratusan umat Kristen menyaksikan aksi teatrikal Prosesi Jalan Salib (Via Dolorosa) untuk memperingati Paskah 2014. Satu perayaan yang dipercaya masyarakat Kristiani untuk mengenang wafatnya Isa Almasih. Menariknya itu berlangsung hanya berjarak beberapa puluh meter dari Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh,
Pastor Hermanus Saha, Kepala Paroki Hati Kudus memimpin perayaan tersebut. Kepada beberapa media yang meliput acara tersebut, Hermanus menjelaskan, ritual itu dilakukan untuk mengenang penderitaan yang pernah dialami oleh Yesus. Ia pun menegaskan, sepanjang menjalani ritual tersebut dari pukul 09.30 WIB, pihaknya tidak mengalami gangguan apa pun.
Seperti disebutkan Pastor Hermanus, jumlah umat Kristen yang hadir di perayaan itu tidak kurang dari 500 orang. Jumlah tersebut mewakili penduduk Kristen yang berdomisili di daerah syariat Islam ini.
Pemeran Yesus dalam aksi teatrikal itu terjatuh hingga tiga kali dengan salib di pundaknya. Ia menjumpai Maria, ibunya, selain juga mendapatkan pertolongan dari Simon dari Krinie dan Veronika. Tak pelak, aksi itu mengundang trenyuh dan tangis umat Kristen yang hadir menyaksikan pertunjukan teatrikal itu.
Patut dicatat, masyarakat Kristen di Banda Aceh bisa melangsungkan perayaan itu dengan aman tanpa pengawalan dari pihak kepolisian.
Tempat perayaan Paskah tersebut, Gereja Katholik Hati Kudus adalah sebuah gereja yang pertama kali secara resmi dipakai sejak Indonesia belum lahir. Sebab, gereja ini sudah digunakan sejak 26 September 1926. Bangunan gereja yang berdiri di jantung Kota Banda Aceh itu bergaya Neo Klasik dengan luas mencapai 12 x 14 meter dan ketinggian 12 meter. Tidak itu saja, Hati Kudus juga memiliki menara dengan ketinggian hingga 22 meter.
Di Indonesia, gereja ini menjadi salah satu gereja terindah, dilengkapi dengan lantai keramik berbentuk mosaik warna-warni. Menurut beberapa sumber, disebutkan bahwa lantai keramik tersebut hingga lonceng gereja semuanya secara khusus didatangkan dari Belanda.
Gereja Hati Kudus memang memiliki sejarah panjang sejak Banda Aceh masih bernama Kutaraja--saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Pertama kali yang memimpin gereja ini adalah Pastor Augustinus Huijbregets.
Sebelum gereja ini resmi berdiri, sejak 1800, hanya berupa bangunan darurat yang sempat dipimpin oleh Pastor Verbrak yang memimpin umat Nasrani di Aceh sejak akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21. Lebih kurang, Verbrak memimpin gereja lama sekitar 30 tahun--merujuk ke beberapa sumber.
Keberadaan gereja itu di jantung Banda Aceh, mempertegas bahwa masyarakat Islam yang mayoritas berada di Serambi Makkah itu tidaklah apriori atas perbedaan. Masing-masing agama, mayoritas dan minoritas bisa hidup berdampingan tanpa saling mengganggu. (FOLLOW: @ZOELFICK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H