Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melirik Perempuan dalam Masalah Inflasi

14 Juli 2014   08:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14052759771305694344

Lebih spesifik, Radio Australia, per 2013 lalu melansir fakta, bahwa tak kurang dari 7 juta perempuan Indonesia bahkan menjadi kepala keluarga--bedakan dengan tulang punggung.  Jumlah tersebut mewakili tak kurang dari 14 persen dari total keluarga di Indonesia.

Itu secuil dari fakta perempuan yang tentu saja akan bersentuhan langsung dengan persoalan harga.

Lebih jauh lagi, terdapat penelitian yang menyebut bahwa pengeluaran perempuan per tahun bisa mencapai lebih kurang Rp 50 juta. Bagaimana dengan lelaki? Dari sisi pengeluarannya, lelaki hanya berada di kisaran Rp 30 jutaan. Artinya, pengeluaran perempuan nyaris dua kali lipat dibandingkan lelaki. Pengeluaran tersebut baru dari sisi pakaian dan kebutuhan perawatan badan. Belum lagi kebutuhan lain-lain.

Penelitian lain menyebutkan, salah satu problem berkait dengan perempuan adalah, terdapat sekitar 75 persen perempuan tak memiliki pemahaman atas perencanaan keuangan. Siapa menampik bahwa fakta-fakta itu, sedikit banyaknya akan berpengaruh pada fenomena lonjakan harga?

Di sisi lain, harus diakui, perempuan Indonesia terbilang proaktif dalam mencari solusi di tengah keruwetan itu. Mereka tak tinggal diam. Beberapa tahun lalu, saat saya masih kerap berhubungan dengan salah satu lembaga pemberdayaan perempuan, Kalyanamitra, saya terkagum-kagum saat diperlihatkan dengan banyak langkah aktif dilakukan perempuan. Salah satu di antaranya adalah, mengimbangi pengeluaran dengan berproduksi.

Kalyanamitra, juga menjadi salah satu lembaga, yang saya simak getol melakukan berbagai program yang berhubungan dengan perempuan. Tak terkecuali di daerah saya berasal, Aceh, pasca-tsunami 2004 hingga beberapa tahun kemudian. Mereka rajin turun hingga ke pedesaan, membina perempuan, memberikan pendidikan perempuan, hingga mengajarkan berproduksi.

Setidaknya, apa yang diperlihatkan perempuan lewat pendekatan yang dilakukan lembaga Kalyanamitra, sedikit banyaknya sudah memberi solusi, meski secara perlahan dan tak berdampak positif dalam sekejap.

Maka itu, mencoba merenung-renung hal ini, saya berkesimpulan, perhatian lebih serius terhadap dimensi perempuan akan menjadi hal sangat vital. Tak terkecuali, dalam urusan yang berkenaan dengan fenomena inflasi tersebut.

Dari sisi ini, memang pemerintah pun memiliki beberapa program yang mengarah pada usaha agar perempuan bisa berproduksi. Kementerian Pemberdayaan Perempuan, acap melakukan program berkait dengan ini. Tapi spesifik berbicara soal fenomena inflasi, saya belum menemukan informasi, bahwa Bank Indonesia juga merangkul kementerian tersebut.

Atau paling tidak, BI melakukan berbagai langkah lebih detail dalam kaitan dengan pengaruh perempuan di tengah fenomena itu. Terpenting lagi, perempuan tak sekadar menjadi sasaran dari sekian banyak kebijakan terkait. Melainkan, terdapat langkah konkret pelibatan langsung perempuan dalam usaha pengendalian inflasi.

Saya berkeyakinan, sudut pandang ini sudah lebih dulu terpikirkan oleh pihak BI sebagai bagian paling menentukan di balik misi pengendalian inflasi itu. Namun, entah karena saya kekurangan informasi, tapi belum terlihat program-program dengan indikator terang, bahwa pelibatan perempuan dalam usaha itu sudah maksimal. (FOLLOW: @ZOELFICK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun