Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membaca Efek Keputusan Prabowo

23 Juli 2014   13:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:30 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_349244" align="aligncenter" width="546" caption="Gbr: Kompas.com"][/caption]

Saat melihat Prabowo Subianto menyatakan penolakannya atas keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tiba-tiba saja di benak saya berkelebat tanda tanya, "Ada apa lagi ini?" Hingga saya buka berbagai situs berita, selain juga jejaring sosial. Banyak yang terkaget-kaget. Tidak saja terlihat dari pendukung Joko Widodo, tapi juga dilontarkan beberapa kenalan yang merupakan pendukung Prabowo.

Ya, intinya, keheranan demikian membuncah dari banyak orang, dari rakyat, yang memilih mantan Danjen Kopassus dan yang tidak.

Keheranan itu, sedikitnya, masih lebih baik jika dibandingkan dengan kebingungan. Walaupun kebingungan dan keheranan itu sendiri seperti sepasang kekasih, yang sebenarnya tak mudah dipisahkan. Tapi itulah yang menyeruak.

Salah seorang kenalan saya di Facebook, terang-terangan menyatakan penyesalannya telah memilih seorang calon presiden yang awalnya ia percaya adalah sosok yang tegas dan berjiwa besar. Namun saat mendapati fakta yang disiarkan oleh sebagian besar stasiun televisi Indonesia itu, membuatnya nyaris tak percaya.

Itu juga yang menyeruak di pikiran saya. Hingga saya ngedumel sendiri, "Jika orang ini kalah begini sudah membuat rakyat resah, apakah ia tidak akan kian meresahkan rakyat jika menang?"

Ya, itu hanya isi tanda tanya yang menggantung di benak saya. Karena, jelas sulit membuktikan ia akan meresahkan rakyat atau tidak jika ia menang. Faktanya, cara dirinya menerima kekalahan itu memang meresahkan.

Yang ia resahkan tidak saja pihak pendukung lawan politiknya. Tapi juga yang telah dibuat resah adalah masyarakat yang telah memberikan kepercayaannya kepada dirinya. Betapa mereka terombang-ambing, antara benar-tidaknya kekalahan sosok yang mereka dukung atau tidak. Mereka terombang-ambing, siapa yang bisa dipercaya di tengah situasi ini.

Apalagi, awalnya Prabowo berkali-kali menegaskan, menunggu hasil real count dari KPU, namun setelahnya saat menjelang real count diumumkan pun ia kembali berulah. Dengan pidato penuh karisma, ia menyatakan penolakan.

Hingga berkelebat lagi di pikiran saya, "Jika KPU pun tak dipercaya oleh capres ini, apakah ia akan percaya jika mereka yang di komisi yang bertanggung jawab menangani Pemilihan Umum ini berasal dari PKS?" Ya, celetukan di benak saya ini muncul, karena partai tersebut selama ini sesumbar bahwa penghitungan mereka lebih sahih dari KPU. Prabowo pun terseret untuk lebih percaya kepada pihak PKS, alih-alih memercayakan pada hasil yang dikeluarkan oleh lembaga yang memang diberi tanggung jawab oleh negara.

Ini yang saya simak sebagai pembodohan. Sikap yang telah ditunjukkan Prabowo--bukan Hatta Rajasa, pasangannya--terlihat oleh saya sebagai pembodohan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun