Kesimpulan dari itu semua, pihak capres yang telah bertarung habis-habisan bahkan saat "wasit" meniup peluitnya, telah menzalimi dan tidak menghormati banyak pihak: rakyat yang mayoritas memilih calon presiden rivalnya, UU, KPU, Bawaslu, dan Presiden petahana. Â Terparah, gerak catur yang ia mainkan pasca pengumuman KPU, lebih menegaskan bahwa sang capres bahkan tidak lagi menghormati dirinya sendiri.
Sementara Indonesia, saat ini memang membutuhkan pemimpin yang menghormati Undang Undang agar negara benar-benar berjalan tanpa kesewenang-wenangan. Negeri ini butuh pemimpin yang menghormati rakyat, sehingga tidak dizalimi. Tanah pertiwi ini menginginkan pemimpin yang masih memilih harga diri, agar kelak mampu menjamin harga diri negaranya. (TWITTER: ZOELFICK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H