Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa FPI Bebas Mengancam?

13 November 2014   05:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:55 4679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_374816" align="aligncenter" width="624" caption="GBR: KOMPAS.com"][/caption]

Front Pembela Islam (FPI) hari ini telah menjadi organisasi masyarakat (ormas) paling kontroversial. Paling tidak jika menyimak semua gebrakan yang telah dilakukan organisasi yang konon didirikan oleh kalangan habaib di Indonesia. Mereka cenderung membentuk diri sebagai perkumpulan massa yang seakan menganut prinsip, "Lihat, Sikat!" Kini, lagi-lagi ormas tersebut berulah dan mengarahkan keberingasan ke Plt. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Apakah mereka  benar-benar mewakili organisasi Islam? Apakah FPI telah mewakili Islam? Lalu, bagaimana melihat FPI berdasarkan apa-apa yang mereka tampilkan?

Belum lama, saya mencoba menelusuri beberapa tempat di sekeliling tempat Habib Riziq Shihab, sebagai petinggi organisasi itu, di kawasan Petamburan--tak jauh dari tempat saya berdomisili. Berbicara dengan penduduk di lokasi itu tentang berbagai hal terkait dengan FPI dan sang habib tersebut.

Jawaban yang saya dapatkan adalah FPI sebagai organisasi menakutkan, FPI meresahkan, FPI tak memberikan manfaat apa-apa yang bisa membangun masyarakat. Memang, ada sebagian yang saya tanyakan itu yang menyebut bahwa masih ada manfaat keberadaan mereka, paling tidak bisa mengurangi kemungkaran. Meski manfaat yang disebutkan itu juga masih bisa diperdebatkan, berapa persen kemungkaran yang telah diberangus FPI di Jakarta?

A, salah satu penduduk yang hanya beberapa meter dari kediaman habib petinggi organisasi dimaksud, salah satu di antara yang antipati terhadap keberadaan organisasi itu. Secara kebetulan, seperti diakuinya, ia adalah salah satu yang pernah lama mengenyam ilmu pendidikan Islam di banyak tempat. Dikatakan olehnya, apa yang dilakukan oleh habib itu tak lagi bisa dikatakan sebagai perbuatan sebuah jamaah (organisasi) Islam. Pertanyaan dia, "Apakah FPI memang lebih mendatangkan manfaat daripada mudharat atau dampak buruk? Jika iya, saya mendukung. Tapi jika seperti sekarang, meresahkan, mendingan ditumpas!"

Ya, itu merupakan segelintir suara keresahan penduduk atas keberadaan organisasi seperti FPI. Memang, jika bersedia berkaca dari manfaat dan mudharat, organisasi seperti ini bisa dikatakan tak punya manfaat. Terutama jika dilihat dari perspektif bahwa atas nama agama apa saja, semua hidup bermasyarakat. Tapi jika sebuah organisasi terlihat begitu ekslusif, melecehkan agama lain, mengkafirkan orang lain, yang notabene tinggal di negara yang sama dengan mereka, diikuti dengan kegiatan-kegiatan merusak, kira-kira alasan apa sehingga harus menunggu lama untuk membubarkan organisasi seperti ini?

Dalam hemat pribadi saya, FPI adalah organisasi yang tak lebih dari jamaah yang menjual agama. Mereka muncul dalam hal-hal yang cenderung terlihat menguntungkan. Ketika begini, mereka akan mengerahkan massa, melakukan pressure kepada pihak yang dinilai sebagai lawan mereka lewat massa  ini, dan kemudian menunjukkan kepongahan di depan media dan aparat hukum dan media.

Ada kesan, mereka takkan ada yang berani menyentuh. Lantaran mereka memiliki massa, karena mereka memiliki kekuatan, dan mereka berasal dari agama mayoritas. Ini, menurut saya, merupakan bentuk dari egoisme sosial. egoisme beragama, dan harus dibuat agar mata mereka terbuka. Tapi akan sulit jika pihak-pihak berwenang memilih mendiamkan karena "nama besar" dari organisasi itu, dan konon adanya orang kuat di belakang mereka.

Padahal, jamak diketahui, berbicara kontribusi organisasi itu secara positif di tengah masyarakat, nyaris tak ada. Mereka tidak seperti organisasi semisal Muhammadiyah yang sejak lama bergerak lewat pendidikan, memberikan pemahaman Islam yang menguatkan dan membumi. Atau, Nahdlatul Ulama, dengan berbagai organisasi di dalamnya, yang cenderung membangun, dan menunjukkan Islam yang berwajah teduh.

Akhirnya, menyimak keberadaan organisasi seperti FPI, berikut kiprah yang mereka tunjukkan, dibandingkan lagi mereka dengan organisasi semisal Muhammadiyah dan NU, maka saya kira tak berlebihan jika saya yang juga sebagai muslim mengatakan FPI sebagai penyakit. Membiarkan satu penyakit leluasa tumbuh dan berkembang, kelak akan ada banyak kematian. Mereka akan mematikan demokrasi, mematikan semangat berbangsa, mematikan Indonesia itu sendiri.

Membiarkan saja mereka, silakan, jika memang keberadaan organisasi seperti ini tidak menjadi duri dalam daging. Ada hal-hal positif dan konstruktif dilakukan. Tidak menggunakan atribut-atribut keislaman tapi berperilaku preman. Sebab, terlepas bagi sementara kalangan tidak setuju dengan pendapat saya, tapi saya melihat aksi-aksi FPI selama ini justru merupakan penodaan terhadap Islam itu sendiri. Selain juga telah mengampanyekan cara-cara destruktif untuk mencapai sebuah tujuan. Apalagi, hampir bisa dipastikan tak ada tujuan kelompok ini yang ditujukan untuk masyarakat, kecuali hanya untuk kelompok mereka saja. Sementara mereka berada di sebuah negara yang di sana lebih dituntut dan dibutuhkan sudut pandang yang lebih terorientasi kepada nilai-nilai kebangsaan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun