Sambil setengah terpejam, tutur Sang Kawan, kisah tentang Pajajaran meluncur lancar. Alas sejarah yang sesungguhnya hidup dan menghidupkan. Alas sejarah yang melengkapi Sriwijaya, Majapahit dan berbagai entitas kerajaan besar nusantara untuk mewujudkan Nusantara Anyar istimewa dengan martabat yang menjulang.
Kapan...? Akan ada saatnya. "Biarkan kelahiran seorang (pemimpin) baik yang sekarang ada menggenapkan tugasnya. Setelah itu, rahim nusantara terdahulu (Tatar Sunda ?) akan melahirkan cikal baru yang menahkodai kita semua menuju Nusantara Anyar, Nusantara Istimewa" katanya, masih terpejam, dengan sungging senyum yang sok misterius, yang agak menyebalkan, yang bikin penasaran.
Sayang, beberapa kawan baik masih terpencar. Kawan-kawan yang ber-DNA aktifis pergerakan mulai dari yang berhaluan kiri, tengah hingga kanan, yang slebor dan slengean, yang sering nyerocos dan boros kata, yang sok pendiam dan hemat kata, yang kadang sombongnya gak ketulungan. Mereka punya satu kesamaan: cerdas dengan ide-ide segar, meski kadang sompral.
"Mereka hadir bukan karena kebetulan. Ada tugas sejarah yang harus mereka tunaikan, membantu mengantarkan nahkoda baru membangun Nusantara Anyar, Nusantara Istimewa" tandasnya, bersungguh-sungguh, masih dengan mata terpejam karena mengantuk, lantaran semalaman diminta mengisi tausiah akhir tahunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H