Di masa pemerintahan Prabu Siliwangi inilah perekonomian Padjajaran di tanah Sunda berkembang pesat, yang sekaligus menjadikan Padjajaran sebagai salah satu kerajaan terkuat di nusantara.
Nilai-nilai tradisi budaya juga berkembang menjadi landasan Padjajaran dalam membangun peradabannya. Nila-nilai itu sangat penting dalam membangun karakter manusianya. Padjajaran juga menempatkan konservasi lingkungan sebagai hal yang sangat startegis dalam proses pembangunan peradabannya.
Potensi sumber daya alam (SDA) berhasil dikembangkan dengan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sehingga kemakmuran dan kesejahteraan bisa diwujudkan di Kerajaan Padjajaran.
Pembangunan Wilayah
Kerajaan Padjajaran merupakan kerajaan di nusantara yang sangat berhasil membangun pertaniannya untuk mewujudkan kemakmuran rakyatnya. Dengan pertanian di era itu termasuk yang terbaik di nusantara, Kerajaan Padjajaran mampu memperkuat ekonominya sehingga dapat memakmurkan rakyatnya. Pertanian juga sekaligus menjadi mata pencaharian utama masyarakatnya. Padi menjadi komoditi utama masyarakat.
Warisan pertanian masyarakat Padjajaran itu masih bisa dilihat dan pelajari di kampung-kampung adat seperti Baduy di Banten yang memiliki cadangan beras sampai dengan ratusan tahun kedepan. Inilah salah satu bukti tingginya peradaban Kerajaan Padjajaran yang diwariskan sampai saat ini.
Warisan besar lainnya adalah kemampuan Padjajaran dalam mempermudah akses perdagangan. Kerajaan Padjajaran memiliki enam pelabuan di wilayahnya. Pelabuan tersebut yakni. Banten, Pontang, Cigede, Tanggara, Kalapa, Cimanuk. Pelabuhan-pelabuhan tersebut sebagai jantung ekonomi kerajaan dan sarana transaksi perdagangan.
Kegemilangan Kerajaan Padjajaran tidak lepas dari peran dari para pemimpin diwilayahnya yang terdesantralisasi antara pemimpin kultural di daerah dan pemimpin yang ada di pusat pemerintahan.
Para pemimpin kultural di setiap wilayah Kerajaan Padjajaran berperan penting memainkan peran tersebut, pengelolaan potensi saling berkesinambungan dan saling melengkapi.
Sebagai contoh, kultur dan mata pencarian masyarakat di wilayah pesisir tentu berbeda dengan masyarakat yang tinggal diwilayah pegunungan, perbedaan itu bukan jurang pemisah, tapi merupakan sebuah satu kesatuan geografis yang saling berkaitan erat untuk saling melengkapi. Semua aspek kehidupan pada masa itu berhasil di bangun.
Bercermin dari kegemilangan para pemimpin di daerah dan di pusat pada masa tersebut, spirit dan energi kejayaan Kerajaan Padjajaran itu harus bisa diwujudkan lagi untuk membangun peradaban Jawa Barat yang muaranya pada kejayaan peradaban Nusantara, kejayaan Indonesia Raya.