Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Freelancer - Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Putusan Golkar, Hoaks atau Asli

23 September 2017   11:40 Diperbarui: 23 September 2017   11:59 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa harus Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien yang di usung?

Sebenarnya, Partai Golkar sudah memiliki Kader yang potensial dan loyal terhadap Partai golkar. Sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat kesetiaan dan aplikatif niali-nilai ideologi partai golkar telah di terapkan oleh Dedi dalam menjalankan mesin politiknya.

Tetapi, kenapa golkar memilih calon lain selain Dedi Mulyadi, bukankah elektabilitas yang selama ini menjadi acuan telah menunjukan trend positif?

Kenapa juga tidak calon lain yang di usung selain Dedi Mulyadi, bukankah calon-calon lain pun bertebaran di jawa barat, dan golkar tidak kurang-kurangnya memiliki kader potensial.

Semenjak kunjungan Ridwan Kamil ke Indramayu adalah akar mulainya banyak permasalahan yang tak hentinya menghantam Dedi Mulyadi. Apalagi waktu kunjungan tersebut RK menunjuk Daniel secara sepontan untuk menjadi wakilnya.

Daniel pun terbuai dengan bujuk-rayu Ridwan Kamil, padahal pada dasarnya sosok Daniel tidak dikenal sama sekali sekalipun dia merupakan Anggota DPR RI.

Daniel jelas memiliki akses ke DPP Golkar, karena dia merupakan anak dari Yance, mantan Bupati Indramayu.

DPP Golkar pun terpecah, seperti pernyataan Nusron Wahid yang secara spontan masih membuka untuk calon lain, walaupun pada saat itu Golkar telah sepakat dan menutup pintu untuk RK.

RK berhasil melobi-lobi pengurus DPP Golkar hingga pertemuannya dengan Novanto. Apa yang dilakukan oleh RK adalah membelah Partai Golkar dan menjegal pencalonan Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi semenjak dari bulan agustus seperti tidak ada kejelasan, pada bulan tersebut juga Dedi Mulyadi mendapat berbagai macam penolakan dari berbagai kelompok yang mengatasnamakan ulama, politisasi agama kembali di mainkan untuk merusak citra Dedi Mulyadi.

Padahal, MUI Purwakarta telah menjelaskan kalau kebijakan Dedi Mulyadi tidak menyimpang dan tidak betentangan dengan nilai-nilai agama. justru sebaliknya, Dedi berhasil menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kebijakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun