Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Freelancer - Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pengkhianat

23 September 2017   00:29 Diperbarui: 23 September 2017   17:22 4236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam pepatah, musuh terbesar dalam sebuah peperangan adalah musuh didalam selimut (Penghianat). Engkau bisa saja membaca semua langkah yang di lakukan oleh musuh, tetapi sulit ketika harus membongkar penghinat didalam satu lingkaran  

Penghianat itu adalah seorang yang berpotensi menjadi penghianat bukanlah dari musuh namun dari orang terdekat seperti teman, sahabat dan orang-orang yang kita Hormati.

Ada pesan moral ketika Cut Nyak Dien sedang berperang melawan penjajah. Berbagai macam cara dilakukan hanya untuk melumpuhkan Cut Nyak, tetapi cara itu juga selalu kandas.

Saat sudah terkepung dan akan tertangkap, selama itu pula Cut Nyak Dien bisa lolos dari sergapan.

Penghinat memang bukan orang-orang yang jauh, tapi orang yang paling dekat. Dengan tegas Rencong dan Tumbak pun menusuk kepada seorang penghianat.

'tidak ada hukuman lain selain kematian bagi seorang penghianat,' begitu kira-kira tindakan tegas yang harus dilakukan seorang pemimpin.

Lantas bagaimana kalau yang berhianat itu adalah seorang pemimpin?

Apakah kita mau di pimpin oleh seorang penghianat? Pilihannya hanya satu, kalau menurut menurut Wiji Thukul, 'Lawan'

Melawan itu memang sangat beresiko, mati atau dimusuhi. kalau bagi seorang Pejuang, lebih baik mati daripada harus bersekutu dalam penghianatan.

Banyak cara yang dilakukan oleh seorang penghianat, banyak cara juga yang harus dilakukan oleh seorang pejuang untuk melawan penghianatan.

Ekstrimnya seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Karno, 'kalau kata-kata saja tidak cukup untuk menjawab jiwa yang kebelinger. Cukuplah senjata, satu jawaban yang lebih tegas lagi'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun