Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Freelancer - Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Memilih Pemimpin yang Sering Difitnah

18 September 2017   19:48 Diperbarui: 18 September 2017   20:52 3465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan, Purwakarta di nobatkan sebagai salah Kabupaten Paling Toleran oleh Kementrian Agama. Tingkat kesejahteraan masyarakat pun meningkat tajam selama sembilan tahun terakhir.

Sehari-hari hanya bekerja-bekerja dan bekerja. Pemimpin di daerah lain sibuk mencitrakan dirinya agar terlihat bersih dan suci, maka Dedi Mulyadi memilih untuk bekerja dan menjaga kebudayaan agar tradisi tidak kalah oleh tradisi asing. Bahkan hilang di rentas jaman karena hilangnya kepedulian terhadap kebudayaan sendiri.

Apalagi tahun-tahun politik seperti sekarang ini. Dedi Mulyadi yang di dorong oleh masyarakat Jawa Barat untuk menjadi Gubernur tentu menjadi sasaran empuk untuk menyebarkan kebohongan dan kebencian.

Tuduhan tersebut tidak berarrti baginya, jabatan bukanlah segala-galanya. Pengabdian kepada masyarakat untuk terus berbuat sesuatu adalah tujuannya.

Putra-putra terbaik Ibu Pertiwi yang teramat sangat mencintainya bukanlah anak-anak cengeng yang bisanya menangis. Tapi anak-anak ibu pertiwi adalah anak-anak yang kuat.

Mereka sudah terbiasa dengan badai, hujan dan teriknya matahari menyengat kulit. Pengandian dan kecintaan tidaklah menyrutkan mereka.

Imam Syafi'i tak sembarangan mengeluarkan pernyataan. Imam Syafi'i tahu bahwa orang-orang baik akan selalu dimusuhi oleh kejahatan.

Pemimpin yang baik akan diserang dengan panah-panah fitnah. Sebab, kebaikan adalah ancaman atas tirani kejahatan.

Mengutif larangan Nabi Muhammad. Saw yang telah di sepakati oleh para ulama.

'Nabi Muhammad. Saw melarang untuk tidak mengkafir dan memusyrikan orang lain, kalau orang itu tidak kafir dan musyrik maka tuduhan itu kembali kepadanya'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun