Mohon tunggu...
Bahar Sudrajat
Bahar Sudrajat Mohon Tunggu... Pegawai BUMN -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Karena Kami Tidak Diam

25 Oktober 2016   21:14 Diperbarui: 25 Oktober 2016   21:29 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“INDONESIA TANAH AIR KU 
TANAH TUMPAH DARAH KU 
DISANALAH AKU BERDIRI JADI PANDU IBUKU 
INDONESIA KEBANGSAAN KU BANGSA DAN TANAH AIRKU”

Terdengar lagu indonesia raya berkumandang dari telfonku, pertanda adanya panggilan masuk, ternyata salah satu Asisten Manajer di Kantorku menelfon, “Ada apa ini pikirku?, sekarangkan hari Minggu”, ternyata beliau mengajak ku dan temanku satu kantor yang bersama tinggal dirumah dinas untuk ikut membantu pemeliharaan gangguan di unit PLTP Lahendong, “Sekalian belajar, sama biar tau teknis di lapangan juga katanya”  maklumlah, selama dikantor Sektor, kami lebih banyak terlibat diurusan prosedural administrasi jadi pengetahuan masalah teknis dilapangan masih terbilang sangat minim.

picsart-1442038180398-580f624c0523bd152a636719.jpg
picsart-1442038180398-580f624c0523bd152a636719.jpg
Aku dan Temanku pun siap - siap, bergegas menuju unit PLTP Lahendong yang setahuku letaknya agak jauh dari rumah dan pemukiman warga. Selama perjalanan menuju unit, kendaraan kami melewati beberapa perkampungan penduduk, dan dari pengamatanku, sepertinya sebagian besar mereka hidup dari berkebun jagung, cengkih atau memelihara hewan ternak. 

Semakin dekat Kami dengan PLTP Lahendong suasana sepi, dingin dan sunyi kurasa, kadang hanya ada beberapa ekor sapi warga yang terlihat, kurus dan tak bisa berkeliaran bebas, tampak malas mencari makan "mungkin dia bosan dengan menu rumput yang itu - itu saja pikirku". Di perjalanan juga banyak kutemukan pipa – pipa mengkilat, panjang, lurus, berkelok– kelok , naik dan turun yang tampak kontras, mencolok, serta tak mau menyatu dengan hijaunya pepohonan dan semak belukar, seakan terasingkan diantara indahnya ornamen alam lainya. Setelahnya baru ku tahu ternyata pipa – pipa itu adalah saluran yang mengalirkan uap dari PT Pertamina Geothermal Energy Ke Unit PLTP Lahendong.

img-20151207-wa0006-580f627c92fdfdec21a187db.jpg
img-20151207-wa0006-580f627c92fdfdec21a187db.jpg
Saat sampai di unit  3 & 4 PLTP Lahendong sambutan dari aroma pekat , menyengat, ammonia (NH3) serta hydrogen sulfide (H2S) begitu ketara disetiap hirupan udara yang bergerak menuju ke rongga paru – paru, membuatku sedikit pusing, mungkin karena belum terbiasa. Kuamati sekelilingku, Sepertinya masih banyak yang belum datang, terlihat hanya dua atau tiga  pegawai berkumpul, menunggu serta terlihat sibuk sendiri dengan getget ditangan mereka masing – masing, dari asumsiku sepertinya mereka seumuran dan sama denganku, muda, polos, minim pengalaman, dengan modal rasa ingin tahu.

Selang berapa menit kemudian sebuah mobil yang sudah tak asing bagiku masuk dalam area PLTP Lahendong, ternyata benar,  Manajer Sektorku juga datang, beliau yang dari berinteraksi denganya, pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi serta tantangan PLN kedepan menjadi sedikit lebih baik, bahwa permasalahan PLN itu jauh lebih kompleks dibanding berjualan bensin eceran di pinggir jalan, ada 5.218 pembangkit yang saat ini dikelola dan harus selalu siap beroperasi, 388.661,54 kilometer sirkuit jaringan transmisi dan distribusi yang selalu dipelihara dan diawasi dengan total aset sekitar 1100 triliun (sekedar pembanding APBN tahun 2016 sekitar 1800 triliun ). 

Selain itu karena PLN  bukan hanya unit bisnis yang berbasis untung rugi, tapi juga instrument politik pemerintah, maka setiap kebijakan PLN harus mempertimbangkan efek social, politik dan ekonomi yang akan terjadi pada masyarakat,  hingga prinsip - prinsip dasar ekonomi tak sepenuhnya diterapkan dan bisa berjalan disini. 

Di perusahaan ini hal – hal seperti pay back period, internal rate of return atau return on asset ditempatkan pada prioritas kedua, karena tanggung jawab utama kami adalah melistriki, Kami tetap harus berjualan walau biaya pokok produksi lebih tinggi dari harga jual ke pembeli, kami tetep berusaha melistriki didaerah yang  kalau ditinjau dari sudut pandang kelayakan usaha dan investasi sungguh tidak layak untuk di eksekusi, semuanya karena konstitusi mengamanatkan kami untuk lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat diatas prinsip untung rugi. 

Kata Beliau, diluar sana, mungkin masih banyak masyarakat yang karena ketidaktahuanya, terlalu menyederhanakan tantangan serta permasalahan di PLN, jadi jika mereka protes, kecewa serta pesimis dengan kinerja maupun perkembangan di PLN, sebaiknya kita maklum dan melihatnya sebagai bentuk sebuah kepedulian,  karena minimnya informasi, kurangnya rasa ingin tahu, dan pemahaman yang belum baik memang cendrung menjadikan manusia mudah menggeneralisasi, menghakimi, dan merasa benar, biarkan saja mereka berfikir bahwa semua pegawai PLN lambat, malas, atau tak berdedikasi dan harus bertanggung jawab pada setiap ketidaknyamanan saat listrik tidak bisa dinikmati, meskipun sebenarnya banyak hal yang menyebabkan padam sampai terjadi, sehingga supply listrik harus terhenti.

img-20160802-wa0012-1-580f62bab07e61822769a3a4.jpg
img-20160802-wa0012-1-580f62bab07e61822769a3a4.jpg
Tugas kita sekarang adalah terus bekerja dan berkarya, karena cara terbaik menjawab tuntutan pelanggan adalah dengan kerja nyata untuk terangi negeri, bukan janji ataupun retorika tanpa eksekusi. Tunjukan pada pelanggan bahwa perusahaan ini tidak diam tapi terus bergerak dan berkembang, dengan terus melakukan upaya – upaya perbaikan untuk mencapai apa yang telah dicita – citakan. 

Kepada seluruh insan PLN yang sedang dan telah melakukan usaha agar 60 juta pelanggan diluar sana tetap bisa menikmati listrik dalam keseharian hidup mereka, Jika perasaan lelah, bosan dan jenuh muncul karena jauh dari keluarga atau terus melakukan rutinitas yang itu – itu saja, itu adalah suatu hal yang wajar, tapi coba pikirkan, tidak semua orang mendapatkan kesempatan berbakti dan memberikan sumbangsi pada negeri, jadi merupakan sebuah kehormatan bisa menjadi bagian daru perusahaan ini, terlepas siapa atau apa yang bisa diberikan pada perusahaan ini, tak peduli siapa kita, entah itu petugas catat meter, operator pembangkit, operator scada ataupun tim  pemeliharan, setiap dari kita sama pentingnya, karena kita adalah suatu kesatuan, yang bekerja dan bergerak bersama – sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun