Mohon tunggu...
Soedoet Pandang
Soedoet Pandang Mohon Tunggu... -

PRABOWO SUBIANTO [] >> Nama Subianto diambil dari nama pamannya yang gugur dalam pertempuran Lengkong, Soebianto Djojohadikusumo.[]\r\n\r\n"Saya keturunan pejuang dan dari keluarga pejuang. Saya tidak akan menghancurkan nama baik keluarga besar saya. Saya tidak akan berbuat serendah itu...," Prabowo Subianto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prabowo: Rangkaian Kejadian 98 (3)

13 Juni 2014   01:27 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:59 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402572194143787657

Banyak cerita beredar di Indonesia tentang Prabowo. Terlebih setelah kejatuhan Soeharto, mantan perwira pasukan khusus seringkali menjadi objek dalam alur cerita. Tetapi, dia bukan satu-satunya tokoh. Terdapat banyak aktor, banyak motif, dan banyak kelicikan. Di tengah kerusuhan sosial dan kemerosotan ekonomi, di kalangan elit Jakarta telah rnenjadi jelas bahwa jauh sebelum Mei 1998, pertanyaannya bukan lagi apakah Presiden akan mengundurkan diri atau tidak, tetapi kapan dia akan mundur.

Ini berarti mereka terlibat dalam permainan yang sulit: bertahan dalam loyalitas terhadap Soeharto, atau setidaknya kelihatan demikian, dan pada saat yang sama menyelamatkan diri dan bersiap meniti masa depan tanpa Soeharto.

Para mahasiswa dan kaum oposisi yang populer, terlepas dari high-profile mereka, adalah pemain yang paling tak berdaya. Keputusan yang sesungguhnya dibuat di sekeliling Presiden. Ada enam anak Soeharto. Ada wakil presidennya, Habibie. Ada menteri-menteri Soeharto dan ketua parlemennya. Dan ada kekuatan pasukan angkatan bersenjatanya, dan dua jenderal tingginya, Wiranto dan Prabowo.

Menjelang peristiwa Mei, Prabowo telah nyaman berada di pusat kekuasaan. Pada Maret 1998, dia telah dipromosikan dari Danjen Kopassus menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat. Jabatan baru membuatnya menjadi seorang jenderal bintang tiga. Teman sejawatnya di Kopassus, Mayor Jenderal Syafrie Syamsuddin telah menjadi komandan garnisun ibukota sejak September 1997. Mantan pimpinan Kopassus sebelum Prabowo, Jenderal Subagyo Hadisiswoyo, telah menjadi KSAD. Sekutunya yang lain, Mayor Jenderal Muchdi Purwopranjono, kini menjadi bos Kopassus yang baru.

Hubungan Jenderal Prabowo dengan atasannya, Wiranto, tak begitu baik. "Tidak ada chemistry yang bagus di antara kami," kata Prabowo.

"Kami tidak pernah bertugas pada unit yang sama. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda."

Wiranto dan Prabowo

Wiranto tumbuh dewasa dalam tradisi Jawa. Prabowo tumbuh dewasa di luar negeri, di berbagai negara di Eropa dan Asia. Prabowo selalu ditempatkan pada tugas yg mudah saja membuat nyawa Prabowo melayang. Prabowo ditugaskan di lapangan dan medan tempur. Berbeda dengan  Wiranto yang menghabiskan waktunya pada pekerjaan staf dan teritorial.

Setelah empat tahun bertugas sebagai ajudan Soeharto, karir Wiranto melesat menjadi Pangdam Jaya dan Pangkostrad. Tahun 1997 dia menjadi KSAD. Maret 1998, Soeharto menjadikannya sebagai panglima angkatan bersenjata dan menteri pertahanan.

Wiranto dan Prabowo berada dalam posisi yang seimbang. Tetapi pada bulan Maret, saat MPR memilih kembali Soeharto dan menunjuk Habibie sebagai Wakil Presiden, Prabowo kelihatan melangkah satu tingkat lebih tinggi. Dia sahabat lama Habibie. Mereka sama-sama mempunyai watak khas barat dan sebuah idealisme yang optimistis.

"Saya suka pandangannya tentang teknologi tinggi," kata Prabowo.

"Hal itu menarik hati saya," lanjut Prabowo.

Prabowo juga mengatakan, bersama Habibie selalu terdapat hal seperti ini: "Kami akan menunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi luar biasa."

Semua kalangan mengetahui keakraban Prabowo dengan Habibie. Mereka sering bertemu. Di antara sesama jenderal, Prabowo merupakan pelindung Habibie yang sangat bersemangat.

Kesehatan Soeharto mulai goyah. Dia terkena stroke ringan pada bulan Desember 1997. Habibie memiliki kesempatan yang baik untuk menggantikannya, peluangnya jauh lebih baik daripada yang pernah dialami para wakil presiden sebelumnya. Bagi Prabowo, kenaikan Habibe menjadi presiden berarti sebuah peluang emas untuk menjadi Panglima ABRI.

"Beberapa kali dia (Habibie) menyebutkan: kalau saya jadi presiden, kamu akan menjadi panglima angkatan bersenjata, kamu akan berbintang empat," terang Prabowo.

Prabowo Pelihara Hubungan Baik dengan Para Pengeritik Orde Baru

Itu akan menjadi kenyataan jika terjadi suksesi wajar. Runtuhnya rupiah, yang mulai pada bulan Oktober 1997, telah mengirimkan gelombang kerusuhan sosial ke seluruh Nusantara. Januari 1998, sebuah bom meledak di sebuah apartemen di Jakarta yang sedang dipakai oleh anggota sayap kiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang terlarang. Militer berusaha menghadapi tuntutan demonstrasi mahasiswa.

Beberapa aktivis hilang secara misterius pada 27 April. Pius Lustrilanang memberi kesaksian tentang penculikan dan dua bulan penahanannya. Itu adalah laporan pertama dari banyak laporan oleh para aktivis yang diculik. Walau Wiranto menyangkal bahwa penculikan itu adalah policy, muncul kecurigaan umum yang diarahkan pada tubuh militer, khususnya Kopassus, yang masih identik dengan Prabowo, meskipun dia tidak lagi bersatu dengan unit tersebut.

Ketika dia telah mendapatkan satu reputasi atas kesetiaan penuhnya pada Soeharto, Prabowo juga memelihara hubungan dengan pihak-pihak yang mengkritik rezim Orde Baru. Prabowo menjalin hubungan dengan Jenderal Nasution hingga Adnan Buyung Nasution, seorang ahli hukum yang menjadi pendiri Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, sebuah lembaga yang banyak membela dan membantu aktivis-aktivis anti-Soeharto.

Prabowo membangun hubungan dengan tokoh-tokoh muslim, yang menganggap diri mereka menjadi korban pemerintahan militeristik yang dipengaruhi oleh kekuatan Kristen, sekaligus korban pengucilan ekonomi dalam dominasi etnik Cina. Di antara mereka ada nama Amien Rais, seorang profesor dari Yogyakarta yang melakukan perlawanan terhadap kekuatan Kristen dan dominasi etnis Cina di bidang ekonomi dan bisnis, dan mulai mengeluarkan kritik terbuka terhadap Soeharto.

Kontak-kontak Prabowo yang tidak lazim itu, dan kedekatannya dengan Habibie, membuatnya terasing dari lingkungannya di sekeliling Presiden.

Bersambung....

=============================================

Tragedi 1998: Ketika kerusuhan dimana-mana, pembunuhan, perampokan, pengeboman, terjadi dimana-mana. Hak asasi manusia tercabik-cabik oleh provokator yang tidak bertanggungjawab, provokator yang tidak bisa mengendalikan keadaan, akankah didiamkan?

CATATAN SEBELUMNYA:

- Prabowo: Kambing Hitam 98 (ke 1)

- Prabowo: Kambing Hitam 98 (ke 2)

[caption id="attachment_328637" align="aligncenter" width="576" caption="Demi NKRI, Nyawa Kupertaruhkan (Blusukan di Hutan) Sumber: Koleksi Pribadi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun