Mohon tunggu...
Soedjiwa Wijaya
Soedjiwa Wijaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya orang biasa yg membiasakan berfikir biasa tapi berdayaguna luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Omong Kosong, Mereka Bilang Aku Sial (bag. 1)

16 Mei 2012   03:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337140140932355907

aku mencoba menghubungi balik tetapi hanya nada sibuk yang terdengar, beberapa kali ku redial tetap saja percuma. hingga akhirnya hapeku berbunyi lagi.

"halo bapak, ini saya ibu ani..., jam satu siang ini bisa datang ke kantor saya?"

"o iya bu, insyaalloh saya kesana jam satu"

"kalau begitu saya tunggu di kantor, terima kasih"

agak sedikit sumringah dalam pikiranku, dengan alasan pihak sana ternyata perhatian. kemudian aku langkahkan kakiku menuju AC62 yang telah tiba, bus yang akan mengarah ke tujuanku, ke sudirman.  Seperti biasa pengamen dan asongan menemani perjalanan, menjajakan suara atau sekedar menawarkan penghilang dahaga. Terkadang aku mencoba memposisikan diriku sebagai mereka, apa aku bisa?

tak terasa aku hampir tiba, aku bersiap mengambil tempat dekat pintu sembari melepas pandang mencari gedung menara bni. Karena menara bni lah yang aku jadikan patokan gedung yang aku cari.

"bang..., menara bni,"ucapku kepada kondektur.

"depan kiri...," teriak kondektur sambil mengetuk kaca dengan koin.

aku pun kemudian turun, kupandangi tempatku turun, sekilas aku langsung tahu bahwa aku bukan turun di dekat menara bni.

"kamprettt...!!!!!" ucapku lirih.

aku menghela nafas sejenak kemudian kembali lagi berjalan menyusuri pedestrian depan gedung bri daerah benhil. Aku sudah lama tidak menyusuri jakarta, sehingga maklum jika lupa. Perut terasa melilit, sudah menjelang jam makan siang tetapi percuma, aku puasa. Kembali lagi aku harus menaiki bus kearah yang sebenarnya aku tuju dan akhirnya sampai juga. Terakhir kali aku ke daerah ini sekitar sepuluh tahun yang lalu, memang sudah lama sekali. Kutelusuri pandang kesekeliling gedung-gedung yang menjulang, mencoba mencari dimana gedung yang seharusnya aku datangi. Aku bertanya disepabnjang jalan yang aku lewati tidak ada yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun