Mohon tunggu...
anthares soediar
anthares soediar Mohon Tunggu... -

nothing special, pecinta kopi, mencoba menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatang Rokok, Secangkir Kopi, Senandung Lirih, dan Setitik Embun untuk Bunda

27 Oktober 2011   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah. Ungkapan syukur atas apa yang telah terjadi dan berkah yang telah aku dapatkan saat ini. Berkah atas yang aku terima saat ini, tidak semata-mata rejeki atau kekayaan, tapi lebih dari itu. Keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah adalah berkah yang paling utama, dan InsyaAllah keluargaku akan seperti itu serta istiqomah.

Entah harus menulis mulai dari mana, saat ini sangatlah indah dibandingkan keadaan dulu. Sinar Ilahi lebih menyinari dimana kita berdiri, menerangi jalan kita disaat melangkah. SubhanaAllah, Maha suci Allah, keadaan saat ini tidaklah datang dengan sendirinya melainkan melalui proses yang panjang, banyak hal yang kita lalui, banyak cobaan yang datang, sedih, senang, perselisihan dll silih berganti telah menemani.

Kita flashback sebentar ya. Bunda, ingatkah saat kita pertama kali bertemu? Jangan tanya ke ayah, jelas ayah lupa heee….hee…... Karena hal itu tidak terlalu penting atau bisa dibilang, ayah menyukai bunda karena bukan falling in love at first sight. Panah cinta dari muara Ar-Rahman dan Ar-Rahim menembus hati. Sebagai petanda dan awal kisah roman kita. Entah kapan itu mulai terjadi, yang jelas tiba-tiba ada bunda nang atiku.

Sebelum lanjut, disambi ndengerin lagu yo (theme song : Buat aku tersenyum, Sheila on 7)

# menginggat kenangan, diiringi senyum simpul plus geleng-geleng

Sekitar 6 tahun kita bersama, istilah-e pacaran.Astagfirullahal-‘azhiim, Mohon ampun kepada Allah Maha Agung, saat-saat itu banyak kedzaliman karena tidak mengindahkan syariat islam, dan itu menjadi pelajaran yang sangat berharga. Kalau mau kilas balik or napak tilas, sepertinya banyak hal yang harus ditulis. Pokok-e enek sing sedih, seneng, lucu, sakit, berbagai macam rasa. (g usah ditulis, dieling-eling dewe wae yo)

Bunda, Jare Mario Teguh (tapi ini sudah sedikit saya ubah sesuai pemahamanku) : cinta memiliki 3 tingkatan yang berbeda-beda :

-Fisik, pada masa ini ada gairah atau gejolak untuk saling bersentuhan, bergandengan tangan dll (yang lain sensor). Ciri tingkatan ini adanya getaran saat terjadi saling pandang, bersentuhan. Rasa memiliki lebih dominan. Disinilah banyak godaan dan Alhamdulillah kita tidak terlalu jauh melangkah.

-Kasih sayang, periode setelah menghilangnya getaran cinta, dimana hal buruk tidaklah penting lagi, keburukan dan kesalahan bukanlah perkara, engkaulah yang terindah. Emosi negative (amarah) tergantikan Emosi positif (teguran, nasihat). Rasa dimiliki mengantikan rasa memiliki.

-Tanggung jawab, periode dimana adanya tuntutan hak dan kewajiban. Salah satu bagian dari tanggung jawab adalah nafkah. Dimasa ini akan berkurang porsi kasih sayang, emosi negative akan muncul kembali, saling menyalahkan kerap hadir.

Tingkatan cinta kita dimana bunda? Tentu di tingkatan yang ketiga, tanggung jawab. Namun InsyaAllah, kita tidak lagi di tingkatan ketiga, kita menuju kepada penyatuan tiga tingkatan di atas. Kita berada di tingkatan ketiga, dengan tetap memelihara tingkatan Kasih sayang dan fisik. Ini salah satu harapan yang saat ini kita mulai untuk melangkah.

Bunda, eling ambek kode iki a : (Ketik nang hp yo ben eling)

Fqfn wfqfho enhcf, hfmhf cfh fxkf.

InsyaAllah eling, ingatane bunda kan luwih tajam dibandingkan ayah. J

(theme song : ruang rindu, Letto)

Bunda, jarene orang bijak, ada beberapa kata sakti didunia ini yang sering dilupakan orang. Kata-kata itu diantaranya maaf, terima kasih, cinta dan tolong. Mungkin selama ini ayah lupa kata itu dan jarang sekali terucap.

(ini sing membuat ayah g tau ngombal, ngrayu)

Nah, kata-kata sakti di atas yang bisa digunakan untuk menyatukan 3 tingkatan. Kata pertama adalah maaf, kesaktiannya untuk membuka pintu Kasih :

Bunda, ingat g kalau dulu ayah sering marah, bengkerengan g karuan, diam tanpa sebab, berpaling dll. Dengan sengaja atau tidak sengaja sering membuat bunda meneteskan air mata.

# menarik nafas panjang

Bunda, ayah minta maaf atas segala kesalahan yang pernah ayah lakukan,

Atas tetes air mata yang jatuh

Atas perih yang menyayat

Atas galau yang meradang

Atas janji yang belum terpenuhi

Atas haq yang tertutup

Maaf atas mata yang silap, InsyaAllah hati tidak pernah

Maaf telah menduakan saat liga inggris, moto gp dll

Maaf atas waktu yang terbuang saat ngopi, cangkruk, futsal dll

Maafkan semua kesalahan yang ayah lakukan,

InsyaAllah dengan terucap kata maaf ini, kita bisa saling pengertian satu sama lain, tidak ada emosi negative. Pintu kasih akan terbuka dengan ampunan bunda dan RidhoNya

(theme song-e diganti sik yo : Mahadewi, padi)

Kata yang kedua adalah terima kasih, kata sebagai alas untuk melangkah ke Taman Sayang :

Tanpa terasa, sudah 6 tahun + 3 tahun lebih kita bersama

Banyak hal yang terjadi, banyak hal yang sudah bunda berikan, bunda korbankan untuk ayah.

Sering kali ayah lupa untuk mengucapkan terima kasih, mulai saat ini pembiasaan akan ayah lakukan.

Bunda, terima kasih atas segala sesuatu yang telah diberikan, dikorbankan untuk ayah

Terima kasih atas kesabaran bunda saat menghadapi tingkah laku ayah

Terima kasih atas kasih sayang saat manja

Terima kasih atas pengertian bunda saat ayah bercengkerama ngopi ambek arek2, hiking

Terima kasih atas secangkir kopi

Terima kasih atas sekotak bekal

Terima kasih telah menjadi pendamping

Terima kasih sudah menjadi yang terbaik

# terima kasih atas pesan singkat yang bunda kirim, tanpa terasa air mata ini menetes.

(pengaruh theme song, apa isi pesan-e yo)

(lagune habis, ganti : terlalu indah, cokelat)

Kata ketiga adalah cinta, kata ini memiliki karomah untuk membuka pintu dan memasuki istana cinta :

Bunda, kata ini yang sangat jarang ayah ucapkan,

bahkan saat pertama kali mengutarakan isi hati kepada bunda, tidak ada kata-kata ini.

Payah yo, jare wong2 g gentle.

Aku mencoba ungkap rasa ini

Namun ku tak sanggup

Tak mampu ku berbicara

Begitu berat untuk kukatakan

Tak sanggup ku menatapmu

Terlalu indah bagiku

(jarene kikan-cokelat)

Aku sayang bunda

Tuch kan g bisa ….

Coba lagi ya,

Bismillah,

“Aku cinta bunda”

InsyaAllah, ayah akan belajar untuk mengucapkan ini setiap waktu,

meskipun sebenarnya tidak perlu diucapkan,

yang penting direalisasikan melalui sikap.

Namun lisan diperlukan untuk menumbuhkan getar-getar cinta.

(saatnya kotak beraksi : Cinta jangan pergi, Kotak)

Kata terakhir adalah tolong, memiliki unsur harapan, doa untuk merawat kasih, sayang dan cinta :

Bunda, ada salah satu sifat yang dibenci Allah

Yaitu sifat sombong atau kibr (arab-e bener g yo)

Ayah sedikit memiliki sifat itu, kenapa ayah sombong.

Sombong atas pendamping yang setia, sabar, pinter masak, mandiri, sederhana.

Sombong karena ayah mendapatkan yang terbaik.

Bunda, ayah minta tolong untuk menjaga semuanya, menjaga untuk menjadi yang terbaik.

Tolong ingatkan ayah sebagai imam saat salah melangkah

Tolong jaga amanah, harta dan perhiasan yang diberikan.

Yang terakhir, tolong istiqomah untuk menjadi yang terbaik.

Heee…. Heee…..

tulisan-e ayah apik yo (memuji diri sendiri)

g keroso wis isuk, siap-siap melakukan rutinitas.

Bunda, aku tunggu hadir kalian,

Jarak tidak hanya memisahkan kita,

Jarak telah memberikan pembelajaran yang berharga,

Jarak mendewasakan kita,

Peluk cium untuk bunda, naina dan arka

Ayah sayang kalian semua.

“Ya Allah, berikan yang terbaik”

# terima kasih Sheila on 7, Padi, Cokelat, Kotak sudah menemani.

Next songs : forever and one-helloween, spirit carries on-dream theater, I don’t want miss a thing, Slank.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun