Mohon tunggu...
anthares soediar
anthares soediar Mohon Tunggu... -

nothing special, pecinta kopi, mencoba menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Singkat Untukmu

19 April 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan social, sebagai sarana mempererat hubungan, mengenal antara yang satu dengan yang lain. Bertemu langsung dan bertatap muka adalah cara berkomunikasi yang paling ideal, tapi di jaman modern seperti ini banyak sekali fasilitas untuk berkomunikasi tanpa bertemu langsung diantaranya dilakukan via telepon, SMS, MSM, video call, email, dan yang sekarang paling diminati adalah jejaring social seperti facebook dan twitter.

Dari komunikasi tersebut ada beberapa komponen penting yaitu penyampai, pendengar, pesan yang disampaikan dan media yang digunakan. Komponen tersebut yang menentukan pesan tersebut dapat diterima dengan baik dan mendapat respon dari pendengar pesan. Tapi tak selamanya pesan harus mendapat respond dari pendengar, seperti yang kulakukan ini. Saat ini aku hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dihatiku. Mungkin kalian pernah merasakan ingin mengatakan sesuatu lidah menjadi kelu, ingin menulis sesuatu tapi tangan menjadi kaku, hati ingin mengungkapkan tapi menjadi beku.

Yap, itulah yang terjadi padaku saat ini.

Entah apa penyebabnya, mungkin karena ada rasa takut, takut akan akibat jika pesan tersebut disampaikan atau mungkin karena menganggap pesan tersebut tidak perlu disampaikan. Di lain sisi, pesan tersebut selalu mengoda untuk diucapkan, ada perasaan penasaran dan mengganjal jika pesan tersebut belum disampaikan.

Saat ini aku hanya ingin menyampaikan, tidak berharap untuk dia dengar apalagi respon darinya. Cukup ku sampaikan saja, biar ada sedikit rasa lega yang dapat kukecap.

“Kita sudah menjalani hubungan bisa dibilang lama. Keharmonisan,kepercayaan dan kejujuran telah kita bangun dan saat ini kita tinggal mempertahankannya. Banyak godaan dan rintangan yang sudah kita hadapi, semakin lama semakin terjal dan aku melihat di depan akan lebih terjal dari sebelumnya, tapi dengan bersamamu semua bisa kulalui.”

“Mungkin aku bukanlah seseorang yang special buatmu, aku tidak tidak tampan, aku tidak kaya, dan aku juga bukan orang yang tergolong jenius. Aku juga bukan orang yang bisa disebut setia, aku pernah suka kepada yang lain, pernah hatiku tertambat sebentar. Suka kepadanya, tapi hanya sebatas suka, tak berlanjut, berhenti di rasa suka itu. Dia bukan apa2 dibandingkan dirimu, dirimu lebih dibandingkan dirinya, sebenarnya tidak dibenarkan membandingkan dirimu dengan yang lain. Meskipun dirimu tidak sempurna tapi dirimu yang terbaik bagiku. “

“Kepercayaanmu sempat kunodai, sempat sedikit kuberi lubang, sedikit celah untuk menghianatimu. Kini lubang tersebut kututup kembali, menjaga kepercayaanmu adalah amanah yang saat ini kujunjung. Aku tak berjanji tidak akan suka dengan yang lain tapi aku bisa menjamin aku tidak akan berpaling, seperti yang sudah aku lakukan, hanya suka. Ini bukan rayuan, ini benar apa adanya dari hatiku.”

“Yang ingin aku sampaikan sekarang hanya mengungkapkan perasaanku, aku tak minta seribu kata dengan seribu bahasa, seribu kata terlalu banyak, seribu bahasa juga terlalu banyak, aku hanya butuh tiga kata dan satu bahasa. Aku sayang kamu, itu saja yang hanya ingin kusampaikan.”

Demikian pesan yang ingin kusampaikan kepadanya, aku yakin dia bisa menerima pesanku ini meskipun aku tidak mengatakannya, meskipun tidak kuberitau keberadaan pesan ini. Cukup untuk saat ini, kini giliran kalian yang punya pesan untuk seseorang, ucapkan jika kau mau, tulis jika kau suka, terserah anda, atau mau menulis di sini, boleh2 saja, silahkan.

# Minggu, 18 April 2010, 12:30 @ rumah kontrakan, ditemani secangkir KB (Kopi Biasa) dan sepiring mie goreng buatan sendiri. Masih menunggu kedatangan istri tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun