Mohon tunggu...
anthares soediar
anthares soediar Mohon Tunggu... -

nothing special, pecinta kopi, mencoba menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Matahari Maupun Bulan Melainkan Bintang

29 Maret 2010   01:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:08 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ada 2 orang teman curhat kepadaku, orang yang pertama bilang pacarnya adalah matahari yang selalu setia menyinari bumi, selalu menghangatkan di pagi hari, sedangkan orang yang kedua bilang pacarnya bagaikan rembulan yang menghiasi malam, dengan sinarnya menerangi gelap malam, yang selalu menjadi inspirasi setiap penyair dan pecinta.

Dirimu bukanlah matahari maupun rembulan, dirimu lebih dari itu.

Dirimu adalah bintang

Matahari menghangatkan bumi tapi juga bisa membakar bumi, yang sewaktu-waktu dengan sinarnya bisa membakar kulitku dan menyilaukan mataku. Dirimu bukanlah matahari, dirimu adalah bintang dengan redup sinarmu namun dapat menghangatkan hatiku, dengan sinarmu menghiasai pandangan mata, memberi nuansa tersendiri yang hati tak mengerti.

Dirimu adalah bintang

Dengan sinarnya rembulan menghiasi malam, rembulan meminjam cahaya matahari, memantulkan cahaya matahari. Dengan cahaya semu, rembulan mencoba tuk membohongiku dan memikatku. Dirimu bukanlah rembulan, dirimu adalah bintang dengan cahaya ketulusan dan kesederhanaan yang memancar dari unsur jiwamu telah memikat hatimu.

Dirimu adalah bintang, yang selalu menemaniku dalam kerinduan, yang dapat membuatku tersenyum, yang rela mengorbankan diri , menjatuhkan diri menuju bumi hanya untuk membuatku gembira dan memberikan sedikit asa.

Dirimu adalah bintang, yang jauh dariku, yang sulit untuk kugapai. Aku tak tau harus bagaimana tuk bertemu denganmu. Dirimu adalah bintang, yang mencoba untuk menemuiku, tapi saat itu kau lakukan, dirimu terbakar oleh atmosfer yang cemburu padaku. Haruskah aku terbang menuju dirimu. Haruskah?

Dirimu adalah bintang, dimana saat ini aku hanya mampu menatapmu dari kejauhan, berangan-angan untuk dapat memilikimu. Namun aku mempunyai keyakinan, suatu saat nanti aku dapat menyatu denganmu. Aku akan berusaha untuk mengapaimu, aku hanya meminta satu hal kepadamu, sabarlah menunggu. Tunggulah dan percayalah suatu saat nanti aku akan datang padamu. Itulah yang harus dirimu lakukan. Peganglah janjiku, karena aku sayang padamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun