Kedua, sifat rembulan itu selalu memberikan cahayanya untuk menerangi kegelapan. Cahayanya begitu menawan, memberikan keindahan bagi siapa saja yang memandangnya. Seisi jagad saat malam semesta menjadi begitu menakjubkan.
Hasta Brata ke-3
BINTANG
“Katelu hambeging kartika, tegese tansah dadya pepasrening ngantariksa madyaning ratri. Lakune dadya panengeraning mangsa kala, patrape santosa pengkuh nora kengguhan, puguh ing karsa pitaya tanpa samudana, wekasan dadya pandam pandom keblating sagung dumadi”.
Ketiga, sifat bintang itu menghiasi langit semesta di malam hari. Kemunculannya menjadi panduan waktu, gemerlap cahayanya bisa membuat kalbu terjarah oleh kemahaindahan kertap rasa. Ia kecil, tetapi tampak perkasa dan menjadi penghias dan suluh penerang dalam kelamnya malam.
Hasta Brata ke-4
MENDUNG
“Kaping pate hameging hima, tegese hanindakake dana wesi asat; adil tumuruning riris, kang akarya subur ngrembakaning tanem tuwuh. Wesi asat tegese lamun wus kurda midana ing guntur wasesa, gebyaring lidhah sayekti minangka pratandha; bilih lamun ala antuk pidana, yen becik antuk nugraha”.
Keempat, adalah sifat mendung. Ia begitu menakutkan karena membuat gelap suasana. Akan tetapi, ketika ia menurunkan hujan, maka segala makhluk akan bersukaria. Tanaman bertumbuh untuk berbunga kemudian.
Hasta Brata ke-5
ANGIN
“Kalima ambeging maruta, werdine tansah sumarambah nyrambahi sagung gumelar; lakune titi kang paniti priksa patrape hangrawuhi sakabehing kahanan, ala becik kabeh winengku ing maruta”.
Kelima, adalah sifat angin. Ia bisa merasuk kemana saja, ke ruang-ruang yang kosong sekalipun. Angin menyusup ke segenap penjuru keadaan. Yang baik dan yang buruk, semua diberikannya daya hidup.
Hasta Brata ke-6
API