Dalam pembicaraan tersebut, Moffet mengatakan bahwaa Freeport Indonesia siap membayar ganti rugi ke pemerintah Indonesia sebesar US$3 miliar. Akan tetapi dengan syarat mau melupakan dosa-dosa masa lalu Freeport, khususnya kasus dugaan suap Moffet.
Mendengar tawaran Freeport tersebut, Rizal Ramli tak lantas setuju. Ia justru meminta kepada tim untuk memaparkan mengenai lingkup bisnis Freeport di dunia.
"Bisnis Freeport bukan hanya tambang di Indonesia, tapi dagingnya disedot oleh Freeport McMoran yang listing di New York Stock Exchanges. Kalau dijelaskan keuntungan Freeport luar bisa besar. Dia kaget kenapa kami bisa analisa begitu. Lalu, saya bilang, kami minta US$5 miliar seluruhnya dimanfaatkan untuk 3 juta rakyat Papua, plus renegoisasi dengan divestasi 51% untuk Indonesia, penambahan royalti untuk Indonesia dan pengolahan limbah Freeport yang telah merugikan masyarakat sekitar tambang", ungkap Rizal Ramli
James Moffet setuju, tapi ia menyatakan bahwa masih harus didiskusikan dengan pemegang saham lainnya. Namun, beberapa waktu kemudian, tibaa-tiba James Moffet menawarkan pertemuan lanjutan di Colorado, Amerika Serikat, sambil menikmati musik klasik dan pertunjukan Broadway di AS dengan menggunakan jet pribadinya.
Terang saja Rizal Ramli marah besar. Ia merasa diremehkan dan seolah disamakan dengan dengan pejabat atau beberapa elit Indonesia lainnya. Ia benar-benar marah. Ia menggebrak meja sembari mengatakan "James, kamu mau sogok saya? Saya bisa nonton opera anytime. Yang penting kamu bayar US$5 miliar. Syarat dipenuhi," tegas Rizal Ramli
Belajar dari pengalaman dan integritas Rizal Ramli, sesungguhnya jika kita bersikap tegas dan berani, orang luar pun tidak akan bertindak seenaknya dengan bangsa Indonesia. "Jangankan beli saham Freeport Indonesia, yang (Freeport) internasional juga bisa kita beli," tegas Rizal Ramli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H