Mohon tunggu...
Agus Priyanto
Agus Priyanto Mohon Tunggu... Freelancer - sodarasetara

----

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Oleh-oleh dari Belitong dan Dialog Maritim diatas Kapal

3 April 2016   05:19 Diperbarui: 3 April 2016   11:19 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Melihat foto momen gerhana matahari cincin"]

[/caption]Pagi itu, rintik ujan mulai mereda. Mentari menyapa sisa air yang masih menempel di dedaunan depan rumah tempat kami berbagi cerita semalam. Waktu bergerak. Kami tak mau ketinggalan.

Ya, ini akan menjadi pelunas rindu masa perjalananku dengan Lambelu dan Ngapulu ke bagian timur negeri ini 10 tahun silam.

***

Laju kendara kadang melambat. Ramai lalu lintas sedikit memang selalu jadi perhatian. Apalagi waktu, hari kerja. Prediksi kami tak meleset. Meski perlu mampir sejenak jemput sahabat kami yang tak bisa ikut bermalam bersama karena ada deadline tugas rutinnya, kami tiba di lokasi tepat sebelum batas waktu yang ditentukan.

***

Pelabuhan Tanjung Priok. Disini, beberapa waktu lalu menjadi fokus perhatian Presiden Jokowi. Pelabuhan ini adalah 1 diantara 12 pelabuhan yang ada di 10 provinsi yang dikelola oleh PT Pelindo II. Demikian menurut profil perusahaan yang ada indonesiaport.co.id.

[caption caption="Prosesi pelepasan peserta Ekspedisi Maritim Gerhana Matahari Total 2016 oleh Rizal Ramli"]

 [/caption]Disana, kami disambut oleh Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli. Ia menyampaikan pesan kepada kurang lebih 1.000 peserta Ekspedisi Maritim 2016. “Jika kita ingin menjadi bangsa pemenang, bangsa yang disegani, bangsa yang dihormati, di kawasan ini dan dunia, kita harus memiliki kekuatan maritim yang kuat. Termasuk kapal-kapal dagangnya, kapal-kapal perikanannya”, Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli.

“Siapa yang menguasai laut, akan menguasai dunia”, pungkasnya sebelum bercengkrama dengan para peserta Ekspedisi Maritim 2016 di pelabuhan Tanjung Priok.

[caption caption="Foto bersama usai pelepasan peserta Ekspedisi Maritim Gerhana Matahari Total 2016"]

[/caption]

[caption caption="Pagi 9 Maret 2016, diatas perairan Belitong dekat Pulau Lengkuas"]

[/caption]

[caption caption="Sesaat sebelum Gerhana Mahatari Total datang"]

[/caption]

[caption caption="Peserta Ekspedisi Mairitim mulai gunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total 2016"]

[/caption]

[caption caption="Menyaksikan Gerhana Matahari Total 2016 dengan kacamata gerhana matahari"]

[/caption]

[caption caption="Ramai-ramai menyaksikan dan mengabadikan GMT 2016"]

[/caption] 

[caption caption="Saat Gerhana Matatari Cincin, diambil dengan kamera MI4I"]

[/caption] 

 [caption caption="Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja, M.Sc dari Observatorium Bosscha ITB memberi keterangan kepada pers"]

[/caption]

[caption caption="Kapal sandar di dermaga Tanjung Pandang, Belitong"]

[/caption]

[caption caption="Pantai Tanjung Kelayang, Belitong"]

[/caption]

[caption caption="Hamparan Batuan Granit di Pantai Tanjung Tinggi, Belitong"]

[/caption] 

[caption caption="Menikmati Pantai Tanjung Tinggi, Belitong"]

[/caption]Udara panas. Waktu telah menunjukkan saat pulang. Kendara siap berangkat. Dan bersyukur mendapat tempat duduk. Puas. Badan dimanja kursi bus kendara menuju kembali ke dermaga Tanjung Pandan.

Senja mulai menyapa. Tersisa beberapa kegiatan dalam deck pelajar dan mahasiswa menuju kembali ke Ibukota.

Beberapa peserta mengisi senja di buritan kapal. Sebagian yang lain bersiap membersihkan badan selepas menikmati indah pantai Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi.

Di buritan kapal, beberapa peserta pelajar dan mahasiswa duduk berbagi ceria.

Keluar dari minimarket di buritan KM Kelud, beberapa pelajar dari asyik memandang lautan dengan ceria. Mereka adalah siswa SMA 1 Bogor yang menjadi salah satu peserta Ekpedisi Maritim GMT 2016.

“Dari SMA mana?” sapaku kepada mereka. Satu diantaranya membalas dengan ramah “Kami dari SMA 1 Bogor”.

“Asyik sekali, ada cerita menarik apa tadi di pantai?” sambungku.

Beberapa sahabat karib mereka datang menyapa dari tangga deck 6. Mereka berbagi kursi yang ada dibalik pagar pembatas buritan. “Gabung di kursi ini aja” tawarku ke mereka. “Santai aja kawan, ini belum ada yang duduki” ajakku dengan senyum lebar.

***

[caption caption="Afif (kiri) dan Farel (kanan), Siswa SMA 1 Bogor"]

 [/caption]Kawan seperjuanganku berbagi kursi kepada 2 siswa SMA 1 Bogor itu. Kami saling berkenalan. Kawanku berlanjut cerita dengan Farel Sementara aku lanjut cerita dengan Afif Husnidar.

“Bagaimana ceritanya bisa ikut Ekspedisi ini?” tanyaku kepadanya. Afif, siswa kelas XI SMA 1 Bogor yang kini sedang menanti pengumuman Olimpiade Sains bidang Astronomi tingkat kota Bogor, ini membuka cerita. “Akhirnya saya dapat kesempatan juga” ungkapnya dengan bangga karena dapat kesempatan istimewa melihat langsung Gerhana Matahari Total 2016 ini.

Sesungguhnya, ia dan sahabat-sahabatnya dari Kelompok Ilmiah Remaja di SMA nya yang ikut Ekspedisi Maritim 2016 ini sedang menanti waktu untuk melihat bintang di langit. Meski ada sedikit rasa kecewa karena langit berawan, ia dan sahabat-sahabatnya tetap ceria dengan kesempatan yang meraka dapatkan dalam ekspedisi ini.

“Apa istimewanya, selain bisa melhat langsung Gerhana Matahari Total dari atas kapal ini” sambungku padanya.

“Salah satunya adalah pidato pak Menteri saat melepas keberangkatan kami di Pelabuhan Tanjung Priok” jawabnya dengan senyum.

“Oh, memang apanya yang menarik?” sambutku dengan spontan.

“Ia bilang; kita ini negara kepulauan, lautannya luas” jawab Afif sembari membenarkan jika panjang garis pantai kita adalah terpanjang kedua di dunia.

“Kalau maritimnya kuat, negara jadi kuat” sambungnya sambil mengutip pesan yang disampaikan oleh Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, saat melepas peserta Ekspedisi Maritim 2016 di Pelabuhan Tanjung Priok.

Afif mengatakan bahwa pidato pelepasan Menko Maritim dan Sumber Daya ini berbeda dengan pejabat-pejabat lainnya yang pernah datang ke sekolahnya.

Apa yang disampaikan saat melepas kami di Tanjung Priok itu didukung oleh sejarah Sriwijaya dan Majapahit” katanya.

“Yang saya suka lagi adalah tentang Inggris, itu bener banget” lanjutnya dengan bangga.

“Inggris itu kuat, maritimnya kuat. Perdagangannya kuat saat Revolusi Industri, itu bener banget. Gak ada yang kalahin Inggris, makanya menang di laut, Perancis menang di darat”, kembali ia lanjut pendapatnya yang memperkuat pidato Menko Maritim dan Sumber Daya.

“Di Perang Dunia II, Amerika Serikat itu memiliki angkatan laut yang kuat, bener, memang baik di front barat atau front timur lawan Jepang”, ungkapnya lagi.

“Saya sangat setuju dengan beliau yang ngomong dengan diperkuat dengan sejarah. Jadi memang kita harus meningkatkan maritim kita” pungkas Afif yang memiliki cita-cita menjadi Insyinyur dan dapat melanjutkan studi di Universitas Tokyo di Jepang ini setelah lulus SMA.

Senja mulai hilang. Pelajar dan Mahasiswa peserta Ekspedisi Maritim 2016 harus bersiap mengikuti sisa kegiatan yang diselenggarakan panitia.

“Selepas kegiatan, kita bersua kembali ya?” sapaku kepada ke Afif Hanidar dan sahabat-sahabatnya. Ia membalas “Nanti saya kembali melihat bintang diatas perairan ini”. Asyik.

***

Kapal KM Kelud sudah hampir setengah perjalanan menuju kembali ke pelabuhan tanjung Priok.

Di tengah malam jelang hari berganti, obrolan di buritan kapal berlanjut dengan peserta mahasiswa dari beberapa kampus dari Jakarta, Bogor dan Bandung. Mereka adalah mahasiswa jurusan Perikanan, Kelautan, Pertahananan dan sebagian saya lupa memastikannya. Mereka berdiskusi tentang beberapa kebijakan pemerintahan Jokowi di sektor maritim. Mereka merumuskan bagaimana sikap dan peran mahasiswa dalam mendukung serta mensukseskan kebijakan di sektor maritim yang telah digagas oleh Pemerintahan Jokowi.

[caption caption="Mahasiswa Jurusan Perikanan, Kelautan dan Pertahanan Laut diskusi Maritim di buritan KM Kelud"]

[/caption]Sepertiga akhir perjalanan pulang Ekpedisi Maritim 2016 ini, pikiran kembali melayang pada pesan sang Nahkoda negeri ini saat dilantik menjadi Presiden.

Di negeri yang memiliki luas lautan lebih besar daripada daratannya ini, telah ditegaskan oleh nakhodanya pada 20 Oktober 2014 lalu bahwa “Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim”. Cukup menggetarkan jiwa bagian sebagian kita.

Nahkoda itu mengajak kita semua untuk melihat masa depan. Mengajak bergotong royong membangun negeri  ini “hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global”.

Ia mengajak kita semua melihat dan menempatkan “Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita”. 

Benar bahwa “Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk”, kata hati ini bersepakat dengannya.

Ya negeri ini memang mulai bergeliat dengan halaman depannya. Sang nahkoda bersama awaknya terus bergerak, kembangkan layar yang kuat untuk ciptakan konektivitas antar kepulauan. Laut sudah dikembalikan sebagai penghubung. Gelombang bukan lagi ancaman. Ia adalah tantangan.

Saatnya kita kembangkan “jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung”.

***

Sejak saat itu, lagu “Nenek Moyangku” yang didendangkan oleh Gerap Gurita terus mewarnai hari-hariku.

Terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah membuka tradisi baru, melibatkan netizen dalam kerja bersama membangun kembali jati diri sebagai bangsa maritim.

Terima kasih kepada Kementerian Maritim dan Sumber Daya yang melibatkan blogger dalam “Ekpedisi Maritim Gerhana Matahari Total 2016” setelah sebelumnya libatkan kompasianer dalam kunjungan kerja di Lombok, NTB, Februari 2016 yang lalu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun