CERITA BEST PRACTICES DENGAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN DAN UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PJBL
Kondisi yang menjadi latar belakangnya adalah:
Model pembelajaran yang kurang bervariatif dan terkadang masih menggunakan model lama atau konvensional dimana guru senantiasa masih menempatkan dirinya menjadi pusat dalam pembelajaran (Teacher Center Learning). Senantiasa proses pembelajaran berlangsung pada satu arah saja (metode ceramah) dan siswa hanya terbatas pada latihan soal untuk mengukur capaian dari pembelajaran. Penggunaan model konvensional (Teacher Center Learning) dalam pembelajaran dapat menyebabkan siswa pasif (cenderung hanya menunggu perintah) dan motivasi untuk belajar siswa menjadi rendah, hal ini akan berdampak pada tingkat keaktifan serta pemahaman materi siswa menurun/rendah.
Pemanfatan media pembelajaran yang belum maksimal dan tepat. Pada proses pembelajaran praktikum sering terjadi kurangnya waktu dalam penyelesaian tugas praktikum serta kurang tersedianya alat peraga (trainer) sehingga menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik, artinya tertunda dan menjadi lama dalam penyelesaiannya, hal ini berdampak kepada sebagian siswa tidak mendapatkan waktu yang cukup dalam melakukan praktikum sehinga siswa mengalami kesulitan dan keterlambatan
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya masih banyak guru yang juga mengalami permasalahan yang hampir sama dengan permasalahan yang saya alami, sehingga diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri, juga mampu menjadi salah satu bahan referensi atau inspirasi bagi rekan-rekan guru yang lain. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini Saya harus mampu memposisikan diri sebagai pendidik yang bertanggung jawab pada keberhasilan dan kualitas belajar peserta didik saya, terutama dalam rangka memanfaatkan model pembelajaran yang inovatif serta interaktif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Memilih model pembelajaran yang efektif dan bervariatif serta sesuai dengan karakteristik peserta didik
Menyiapkan kebutuhan alat dan bahan serta media pembelajaranberbasis teknologi
Mengatur jadwal pembelajaran yang bertepatandengan hari libur
Melakukan record dokumentasi dan editting video proses pembelajaran sebagai evaluasi diri dalam proses pengajaran Pihak-pihak yang terlibat dalam upaya mengatasi tantangan tersebut yaitu meminta bantuan kepada teman guru yang memiliki kemampuan IT dan recording serta editting video yang baik, kolaborasi dengan rekan-rekan guru produktif (dalam hal pemenuhan kebutuhan materi praktikum), bidang pengelola aset/ barang di sekolah dan toolmen, Wakil kepala sekolah bagian kurikulum, serta peserta didik.
Â
Langkah-langkah/Strategi yang saya lakukan untuk mengatasi tantangan di atas antara lain:
Memilih Model Pembelajaran Dalam memilih model pembelajaran yaitu dengan terlebih dahulu mempelajari model[1]model pembelajaran yang efektif, bervariatif serta sesuai dengan karakteristik peserta didik
Menyiapkan alat dan media pembelajaran berbasis teknologi Strategi yang saya lakukan dalam menyiapkan alat dan media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan alat dan media yang sudah tersedia di sekolah.
Mengatur jadwal pembelajaran yang bertepatan dengan hari libur (pergantian jam pelajaran) Strategi yang saya lakukan dalam mengatur jadwal pembelajaran adalah dengan berkoordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum (ijin menggunakan waktu hari sabtu untuk digunakan praktikum)
Melakukan recording dokumentasi video proses pembelajaran. Strategi yang saya lakukan dalam proses recording dan editting video adalah dengan diawali dengan menyusun perangkat pembelajaran (RPP, bahan ajar, media ajar, LKPD dan Asesmen) yang baik, pemilihan metode dan model pembelajaran sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai, dan juga sebagai media evaluasi diri saya dalam pengembangan pembelajaran yang berdiferensiasi, team pengambilan gambar adalah bantuan dari peserta didik yang sedang magang atau PKL di Kompas TV dan TVKU UDINUS
Â
Prosesnya yaitu:
1. Memilih Model Pembelajaran Penggunaan model dan media pembelajaran yang inovatif serta interaktif dalam menyajikan materi. Dalam pemanfaatannya tentunya media berbasis teknologi akan saya maksimalkan karena sifatnya yang fleksibel dan sesuai dengan karakteristik peserta didik serta mampu menarik perhatian peserta didik. Adapun model dan pembelajaran yang saya gunakan adalah Projek Based Learning berbasis masalah
2. Â Menyiapkan alat dan media pembelajaran berbasis teknologi Saya memilih media pembelajaran yang berbasis TPACK antara lain Komputer, infokus, slide presentasi dan software Tinkercad serta Proteus sebagai software simulasi rangkaian elektronika, Google classroom, LMS sekolah.
3. Berkomunikasi dengan WAKASEK Kurikulum, untuk mengoptimalkan system blok penuh pembelajaran dan ekstrakurikuler yang ada point-point penambahan/pemenuhan materi pembelajan dan pengembangannya
4. Â Mempersiapkan rencana pembelajaran yang benar-benar efektif dan mampu dimonitoring melalui recording atau rekaman dokumentasi video dengan jelas dimana diperlukan perbaikan ataupun pengembangan[1]pengembangan pembelajaran.
Sumber Daya yang diperlukan Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini yaitu: Komputer, infokus, slide presentasi dan software Tinkercad serta Proteus.
Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan Penggunaan model pembelajaran PjBL berbasis PBL menjadikan peserta didik lebih aktif, baik dalam diskusi ataupun literasi mencari sumber diskusi dibandingkan dengan saat masih menggunakan konvensional. Selain itu, karena pada saat pembelajaran peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok, maka setiap kelompok menjadi lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap hasil kelompoknya masing-masing
Apakah hasilnya efektif? Penerapan Projek Based Learning berbasis masalah dengan memanfaatkan software simulasi Tinkercad dan Proteus terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman materi peserta didik, ditunjukan dengan hasil evaluasi menunjukkan nilai rata-rata kelas lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal KKM, peserta didik lebih termotivasi untuk selalu berdiskusi dalam langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai pokok dasar proyek praktikum dan lebih peka dalam menganalisis materi pembelajaran, sedangkan untuk para pendidiknya atau guru sangat efektif karena adanya recording dokumentasi video untuk refleksi dan evaluasi pengajarannya.
Alasan Dengan adanya projek yang dikerjakan dan masalah yang harus diselesaikan pada masing masing kelompok dengan memanfaatkan software simulasi Tinkercad dan Proteus, peserta didik mendapatkan waktu praktikum lebih efektif sesuai dengan kebutuhan waktu jadwal praktikum karena setiap kelompok mendapatkan pengalaman untuk mensimulasikan dan menyelesaiakan projek yang diberikan. Siswa merasa antusias dan bersemangat dalam memecahkan masalah pada projek yang diberikan karena kekurangan alat dan bahan dalam membuat rangkaian elektronika dapat terselesaikan dengan menggunakan media simulasi tersebut
Respon Orang lain terkait strategi yang dilakukan 1. Peserta didik merasa senang dan menjadi lebih aktif dan mampu berliterasi sesuai dengan tema praktikum kelompoknya, karena diberi kesempatan pemilihan produk yang berbeda yang akan di analisis kelompok, maka menumbuhkan kompetensi praktikum yang dihasilkan harus lebih baik dari kelompok lain. 2. Kepala sekolah mendorong kepada guru praktek untuk membagikan pengalaman yang didapat saat proses PPL kepada teman sejawat untuk meningkatkan mutu guru dan peserta didik. 3. Dari teman sejawat, secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan menjadikan peserta didik dapat terlibat secara aktif. Namun metode pembelajaran yang diterapkan harus lebih bervariasi untuk kedepannya.
Yang menjadi Faktor Keberhasilan dari strategiyang dilakukan Faktor utama yang menjadi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, selanjutnya melalui penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan interaktif serta penggunaan media berbasis teknologi dan software simulasi Tingkercad dan Proteus sebagai penganti kekurangn kebutuhan alat dan bahan ataupun trainer peraga yang tidak mencukupi membuat siswa semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dari Keseluruhan Proses Satu hal yang dapat dipetik dalam pembelajaran ini adalah menjadi guru yang profesional bukan hal yang sangat sulit, kuncinya harus memiliki kemauan untuk berlajar dan berinovasi serta terbuka dengan perubahan, artinya selalu berusaha dalam mengembangkan diri dalam pelayanan pengajarannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H