Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Pesona Cantik dari Kota Udang

24 Mei 2018   14:22 Diperbarui: 24 Mei 2018   14:53 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu kegiatan masyarakat setempat sangatlah tradisional karena masih ada yang mandi dan mencuci baju di kali di sekitar wilayahnya, raut wajah anak-anak di sana sangatlah senang saat mereka berenang di kali tersebut, penerangan desa tersebut juga kurang. 

Namun di antara mereka tidak ada yang mengeluh sedikit pun bahkan mereka menikmatinya. Desa ini juga sangatlah rukun dan warga saling gotong-royong kepala desanya pun sangat menghargai serta mendukung usaha Desa Gerabah ini.

Perjalanan ini tetap berlanjut dan saat ini dikenalkan dengan Desa Batik Trusmi yang masyarakatnya mayoritas pembatik. Tetapi masyarakat tersebut sangatlah ramah dan mereka membatik di salah satu rumah lalu berkumpul membatik yang menandakan jika mereka sangatlah menjalin kekeluargaan dan banyak jenis Batik yaitu salah satunya Batik Megamendung.

Adapun alasan nama khas Batik Cirebon ialah Megamendung menurut para warga mereka menilai dari motif yang seperti awan ketika ingin turun hujan, awan yang tidak teratur dan berwarna biru gelap, Batik Megamendung sudah sangatlah terkenal di seluruh Indonesia. Para warga membatik juga mendapatkan hasil yang lumayan karna warga tak hanya melayani pembeli nasional saja bahkan internasional pun ia bisa.

Tak sampai di situ saja kearifan lokal Kota Cirebon karena sekarang akan membahas salah satu daerah bernama Bondet, tempat pelelangan ikan. Jika ingin masuk dan melihat harus jalan kurang lebih 5 Km, tetapi selama perjalanan akan menemukan banyak sampah tempurung kerang menumpuk di bahu jalan.

Ketika menjelang sore tiba-tiba permukiman warga menjadi sepi, maka dari itu jika ingin pergi atau pulang setelah perahu nelayan karena akan lebih menikmati lagi suasana Bondet yang sebenarnya jauh lebih indah karena dapat melihat aktivitas warga lebih dekat lagi, agar tidak terlalu lelah di jalan, serta tidak terlalu sore di sana karena batas kunjungan sampai jam 17.00 WIB.

Di sisi lain, ada cerita mistis yang diceritakan oleh warga setempat. Ketika batas jam 17.00 WIB bahwa di daerah pesisir harus dikosongkan, sebab ada pergantian penghuni di sana bahkan ada seorang warga bercerita mengenai pengalamannya bahwa saat Maghrib sekitar pukul 18.00 WIB ia masih berada di sana untuk menuju arah pulang.

Namun sudah sebanyak 3 kali dia dibuat berputar-putar daerah itu saja tanpa menemukan jalan keluar tetapi setelahnya ia dapat keluar dari sana. Oleh karena itu, percaya atau tidak percaya terkadang kita harus menghargai kebudayaan daerah tersebut karena mereka telah menjaga dan melanjutkan tradisinya dan larangan yang telah dibuat tentu harus dipatuhi sebagaimana mestinya.

Berlanjut ke Pantai Kajawanan, di sini bisa menikmati sunrise yang sangat indah serta menawan karena di saat melihat sunrise ada juga Gunung Ciremai yang menjadi latar belakang dari pemandangan tersebut. 

Di sana disebut juga dengan Pelabuhan karena banyak kapal-kapal besar yang singgah, tempat yang sangat indah dengan segala hal yang ada, Pantai Kajawanan dilengkapi dengan suasana yang menarik, karena tak hanya itu yang bisa dinikmati sebab kalau malam hari di pinggir pantai terlihat lampu perkotaan yang menghiasi, ombak-ombak kecil menyapa sehingga kenyamanan dan ketenangan pun hadir di sini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mungkin ini hanya salah satu pantai dari sekian pantai yang ada di Cirebon, tetapi keindahaan dan keyayaan yang di sana sangatlah tidak kalah. Ada juga warung di bibir laut, tempat singgah para nelayan yang beristirahat di kapal masing-masing. 

Adapun para nelayan yang menyewakan perahunya untuk para wisatawan untuk menikmati keliling pantai tersebut. Menurut para nelayan asli Cirebon bahwa nyatanya untuk mendapatkan udang rebon di sana juga sangat sulit sekarang karena permintaan pasar semakin lama semakin naik sama seperti pertumbuhan manusia di Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun