Assalamu’alaikum Wr., Wb.,
Salam Sehat dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Hebat.
Perkenalkan Saya Sobri, S.Pd, M.M. CGP Angkatan 11 Kota Tangerang dari SMAN 4 Kota Tangerang. Pendidikan Guru Penggerak telah memberikan banyak perubahan dalam pola pikir saya sebagai seorang guru. Banyak pembelajaran berharga dan pengalaman yang telah saya dapatkan selama mengikuti program ini.
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga adalah yang terbaik. " (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) -Bob Talbert.
Bob Talbert, melalui kutipannya mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengajaran nilai-nilai yang akan membimbing anak-anak kita menjadi manusia yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Kutipan dari Bob Talbert ini menekankan pentingnya mengajarkan nilai-nilai hidup yang lebih dalam daripada sekadar keterampilan akademis. Meskipun mengajarkan anak tentang kemampuan kognitif, seperti menghitung, adalah hal yang baik dan berguna, yang terpenting adalah menanamkan pada mereka nilai-nilai fundamental tentang apa yang benar-benar berharga dalam kehidupan. Nilai-nilai ini meliputi moralitas, integritas, dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan.
Dalam Modul 3.1 ini, kita diajak menyelami seni kepemimpinan yang berpijak pada nilai-nilai kebajikan. Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan yang diambil tidak hanya ditentukan oleh kecakapan teknis, tetapi juga oleh prinsip-prinsip moral yang universal. Guru maupun kepala sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai etis yang akan membimbing langkah para siswa menuju masa depan yang lebih baik.
Seperti yang pernah disampaikan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, “Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.” Kutipan ini menegaskan bahwa pendidikan lebih dari sekadar transfer pengetahuan—ia adalah sebuah proses mendalam yang menuntun manusia menjadi pribadi yang berkarakter. Di era modern ini, pendidikan karakter menjadi semakin krusial. Generasi masa kini tidak hanya dituntut unggul secara intelektual, tetapi juga harus memiliki akhlak mulia dan adab yang tinggi.
Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang menyentuh esensi manusia: hati, pikiran, dan tindakan. Dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan yang diterima secara universal, kita sedang membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berperilaku etis, yang mampu menghadapi tantangan dunia dengan bijaksana dan bermartabat.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka menawarkan panduan mendalam tentang kepemimpinan yang seimbang dan bijaksana. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus menerapkan prinsip "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani." Artinya, pemimpin harus memberi teladan, membangkitkan semangat, dan mendukung dari belakang, memungkinkan orang lain berkembang secara mandiri.