Mohon tunggu...
Johan Sobihan
Johan Sobihan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Johan Sobihan, atau yang biasa disapa Obby, lahir pada 15 Desember

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Lunpia Semarang dan Aroma Tiongkok

17 September 2010   00:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berkunjung ke kota Semarang, Jawa Tengah, besar kemungkinan yang terbersit dibenak Anda adalah jajanan khas. Sebut saja bandeng duri lunak ataupun wingko babat. Jajanan seperti ini banyak terlihat di sepanjang jalan Pandanaran, baik melalui pedagang kaki lima atau toko oleh-oleh khas Semarang. Namun ada satu jajanan khas terkenal lain yang dapat Anda jadikan alternatif untuk oleh-oleh, yakni lunpia Semarang.

Dari sekian banyak lunpia Semarang, salah satu yang sangat tersohor adalah Lunpia Gang Lombok. Lunpia ini merupakan bisnis turun temurun yang sekarang dipegang oleh generasi ketiga dari penjual Lunpia Gang Lombok, Siem Swie Kiem. Dan hingga kini, jumlah peminatnya cukup besar, baik oleh pelanggan tetap maupun wisatawan dalam dan luar negeri yang ingin sekedar menikmati lunpia yang terkenal ini.

Lunpia merupakan jajanan yang berasal dari tradisi turun temurun keluarga keturunan Tiongkok. Makanan ini pertamakali dibawa masuk ke kota Semarang pada 1930 oleh seorang pemuda Tiongkok bernama Jwa Dayu. Dengan keahlian dalam meracik dan membuat lunpia, Jwa Dayu mencoba peruntungannya dengan cara berdagang keliling. Dan Jwa Dayu memang beruntung. Lunpia buatannya, yang berisi tumisan rebung muda, telur, dan udang, ini diminati oleh banyak orang.

Pada 1940, usaha keluarga ini diteruskan oleh anaknya, Siem Gwan Sing. Siem Gwan Sing lantas membuka kios tetap untuk berjualan lunpia di Gang Lombok nomor 11, Kawasan Pecinan, Semarang. Dan pada 1956, warisan usaha ini kemudian diturunkan lagi secara estafet kepada anak Siem Gwan Sing, Siem Swie Kim.

Ditangan Siem Swie Kim inilah usaha lunpianya dipatenkan pada 1996 dengan nama Lunpia Semarang Gang Lombok. Praktek mempatenkan dagangan ini dilakukannya mengingat mulai maraknya pedagang yang menjual jajanan serupa.

Ada dua jenis lunpia yang dimiliki Siem, yakni lunpia basah dan lunpia kering (sudah digoreng terlebih dahulu). Jajanan yang ditawarkan dengan harga Rp 10 ribu ini disajikan dengan saus kental yang ditaburi cacahan bawang putih, cabe rawit, dan bawang muda. Taburan ini akan menambah citarasa lezatnya lunpia.

Warung Siem buka dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Letaknya bersebelahan dengan Klenteng Tay Kak Sie. Jadi, tak afdol rasanya jika Anda ke Semarang namun belum mencicipi lunpia di Lunpia Semarang Gang Lombok.

===================

note : tulisan ini dimuat juga di  http://wisataloka.com/boga/lunpia-semarang-dan-aroma-tiongkok/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun