Mohon tunggu...
Sobat Budidaya
Sobat Budidaya Mohon Tunggu... Penulis - Media

Knowledge Center for Sustainable Aquaculture in Indonesia #aquacultureforfuture #ayobudidayaikan |Campaign |Product |Project |

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Udang sebagai Solusi Mencapai 5 Besar Negara Eksportir Ikan di Dunia

27 April 2021   16:09 Diperbarui: 28 April 2021   09:27 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Udang di Indonesia terdiri dari beberapa jenis, antara lain udang vaname, udang windu, dan udang marguensis akan tetapi udang vaname masih mendominasi produksi udang di Indonesia. Peningkatan produksi udang sudah masuk ke dalam program prioritas nasional. Salah satu major project pada RPJMN 2020 -- 2024 sesuai dengan Perpres 18 Tahun 2020 yaitu Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang dan Bandeng. Pada major project tersebut disebutkan bahwa target produksi perikanan budidaya meningkat sebesar 10,32 Juta ton dan ekspor udang meningkat sebesar 15 % per tahun. Lokasi prioritas sesuai dengan major project tersebut adalah Pantai Utara Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan dan NTB. 

Sejalan dengan Major Project RPJMN 2020-2024, salah satu Visi Presiden adalah menyambungkan infrastruktur -- infrastruktur yang telah dibangun dengan kawasan-kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, pariwisata, kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, tambak-tambak perikanan. Pelaksanaan major project dan visi Presiden tersebut merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan ekspor udang Indonesia, akan tetapi perlu keterlibatan berbagai sektor baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perbankan, dan stake holder lainnya.

Pembentukan klaster-klaster tambak udang dengan penerapan teknologi dan berbasis masyarakat  menjadi salah satu strategi dalam peningkatan produksi udang. Kumpulan klaster tambak udang ini akan menjadi kawasan pertambakan udang yang terintegrasi baik penyediaan input produksi, pengolahan limbah sampai dengan pemasaran. Maka dari itu pemerintah perlu membuat percontohan klaster tambak udang berkelanjutan berbasis masyarakat. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memastikan ketersediaan input produksi yang dekat dengan kawasan pertambakan seperti benur dan pakan, penyiapan infrastruktur seperti saluran irigasi, jalan produksi, energi listrik, BBM, tempat pemasaran dan lain-lain. Kesiapan lahan kawasan pertambakan udang memudahkan akses investasi dan permodalan untuk masuk kedalam usaha tambak udang. Pemerintah perlu bekerja bersama mengintegrasikan program dan kegiatan pada masing-masing instansi guna mempercepat pembentukan kawasan pertambakan udang, seperti penyediaan irigasi tambak dan jalan oleh Kementerian PUPR, penyediaan jaringan listrik dan BBM oleh Kementerian ESDM dan PLN, IPAL oleh KLHK, Permodalan oleh LPMUKP KKP dan Perbankan, Penataan Kelembagaan oleh KKP dan Kemenkop, fasilitas pendukung seperti cold storage/ UPI, pabrik pakan, Hatchery dan lain-lain.

Peningkatan produksi udang tidak sama dengan peningkatan ekspor udang. Hasil produksi belum tentu dapat dipasarkan sesuai dengan standar ekspor. Maka dari itu, harus dilakukan penyiapan pasar untuk dapat menyerap hasil produksi udang yang telah meningkat. Beberapa strategi untuk meningkatkan ekspor adalah dengan optimalisasi pasar ekspor utama, membuka pasar baru dan diversifikasi produk.

Negara tujuan utama ekspor udang Indonesia antara lain USA, Jepang, dan China. Persaingan pasar udang di USA dan Jepang relatif ketat, terutama dengan pesaing utama yaitu India, Vietnam dan Equador. Indonesia berada di peringkat 2 pada pasar USA dan Peringkat 3 pada pasar Jepang. Pasar USA dan Jepang cenderung sudah jenuh, akan tetapi Indonesia masih bisa meningkatkan nilai ekspor udang pada pasar China karena Indonesia masih berada pada peringkat 8 eksportir udang di China. 

Permintaan udang ekspor China antara lain udang dengan ukuran besar dan seragam serta banyak permintaan produk udang HOSO (Head On Shell On). Pasar potensi lain yang perlu dikembangkan yaitu Asia Tengah dan Rusia. Diversifikasi produk udang Indonesia perlu dilakukan untuk menambah nilai jual dan memenuhi permintaan pasar potensial lainnya. Maka dari itu, pemerintah perlu meningkatkan diplomasi perdagangan udang pada pasar utama dan pasar potensial lainnya sebagai strategi untuk meningkatkan ekspor udang Indonesia, diplomasi ini juga berguna untuk mengatasi hambatan tarif dan non tariff pada negara tujuan ekspor. (Modannys)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun