Mohon tunggu...
Sobar Mubarokah
Sobar Mubarokah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Sobar Mubarokah merupakan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, suka mendengarkan musik dan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Inspirasi dari Tokoh-Tokoh Awal Muhammadiyah Sebagai Perintis Gerakan Islam Berkemajuan

10 November 2024   21:58 Diperbarui: 11 November 2024   05:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar K.H. Ahmad Dahlan (via civitasbook.com)

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 1912. Organisasi ini didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan tujuan utama untuk melakukan pembaharuan dalam pemahaman Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat Islam, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial. Muhammadiyah hadir dengan konsep Islam berkemajuan, yakni ajaran yang adaptif terhadap perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip dasar agama. Berikut ini adalah beberapa tokoh utama yang memiliki kontribusi besar dalam merintis dan mengembangkan Muhammadiyah. Berikut adalah beberapa tokoh - tokoh awal Muhammadiyah :

1. K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)

KH Ahmad Dahlan adalah sosok visioner yang memprakarsai berdirinya Muhammadiyah. Beliau merumuskan gagasan pembaharuan dalam praktik keislaman dengan mengintegrasikan pendidikan modern dan agama. Terinspirasi oleh pemikiran tokoh pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani, KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu agama dan umum secara bersamaan-sebuah konsep yang revolusioner pada masanya. Dalam pandangannya, umat Islam tidak boleh tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan harus berdaya dalam mengatasi kemiskinan dan kebodohan. K.H. Ahmad Dahlan memimpin langsung pengajaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah awal, mendampingi para murid dalam memahami makna Al-Qur’an dan Hadits serta menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

2. K.H. Ibrahim (1886-1934)

Sebagai penerus K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Ibrahim memimpin Muhammadiyah dengan semangat memperluas jangkauan organisasi ini. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah mulai tersebar ke berbagai daerah di Indonesia, menjangkau masyarakat yang lebih luas. K.H. Ibrahim menekankan pentingnya keberlanjutan dan pengembangan pendidikan di Muhammadiyah. Beliau mendorong pendirian sekolah-sekolah di luar Jawa dan berupaya agar masyarakat dapat mengakses pendidikan berkualitas tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. K.H. Ibrahim juga memperkenalkan program-program amal yang membantu masyarakat dalam bidang kesehatan dan ekonomi, mengokohkan Muhammadiyah sebagai organisasi yang tidak hanya fokus pada dakwah, tetapi juga pembangunan masyarakat.

3. K.H. Hisyam (1890-1946)

K.H. Hisyam, sebagai pemimpin Muhammadiyah, memperkuat basis dakwah dan pendidikan yang inklusif. Ia mengajak berbagai kalangan untuk bergabung dalam gerakan ini tanpa memandang latar belakang mereka. K.H. Hisyam melihat pentingnya ukhuwah Islamiyah atau persatuan umat Islam dalam membangun kekuatan sosial, politik, dan ekonomi. Pada masanya, Muhammadiyah berkembang dengan pesat melalui pendirian sekolah-sekolah dan panti asuhan yang tersebar luas. Beliau dikenal sebagai tokoh yang mengedepankan kepentingan umat dan menekankan pentingnya persaudaraan serta solidaritas di antara umat Islam untuk menghadapi tantangan zaman.

4. Mas Mansur (1896-1946)

Mas Mansur membawa Muhammadiyah lebih aktif dalam ranah sosial dan politik. Salah satu pencapaiannya adalah keterlibatan Muhammadiyah dalam pendirian Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), organisasi yang menyatukan berbagai organisasi Islam di Indonesia. Mas Mansur memiliki visi untuk menyatukan umat Islam dalam rangka memperkuat daya tahan sosial dan politik umat. Ia juga memperkuat pendidikan Islam agar umat siap menghadapi tantangan global dengan wawasan luas. Melalui langkah-langkah ini, Mas Mansur tidak hanya memperkokoh Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial.

5. Ki Bagus Hadikusumo (1890-1954)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun