Mohon tunggu...
Satria Nugraha
Satria Nugraha Mohon Tunggu... -

Sok kritis walau pengetahuan minimalis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rupa Ingatan

27 Maret 2015   12:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau malam tak bertepi.
Tapi sunyi seperti batu bata yang menyisakan ruang,
dari jendelanya kusisir perlahan bulu matamu;
ngarai yang juga menjatuhkan dan menjauhkanku
lewat nestapa.

Lalu kupahat tinggi raut wajahmu yang senyum semanggi
dari atap handarbeni.
Daun pintu talingan srikandi,
buah dari cendana kuning langsat,
apa yang kupetik kemarin dari warna kulitmu
usai keringat menjadikannya ambarsari.

Di sudut ruangan masih ku lukis mayari,
saripati tiap helai rambutmu.
Sedang cahaya mulai redup menjelang kemarau
kau tetap hilir sungai air ariti,
apa yang pernah menenggelamkanku sedalam ruas jari kaki
lewat sudut matamu yang indurasmi.

Yogyakarta, 27 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun