Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga antara lain:
a. Komitmen, yaitu niat serta itikad dari suami dan istri untuk tetap mempertahankan pernikahan dari berbagai masalah yang dihadapi keluarga.
b. Harapan-harapan realistis, pada awal pernikahan biasanya masing-masing pihak akan memiliki harapan atau ekspektasi yang tinggi terhadap sikap dan tindakan yang ideal dari pasangannya.
c. Keluwesan, merupakan kesediaan dari suami dan istri untuk menyesuaikan diri dengan cara meningkatkan toleransi terhadap segala hal yang berbeda antara dirinya dengan pasangannya, baik dalam hal sikap, minat, sifat, dan kebiasaan.
d. Komunikasi, komunikasi yang baik terlihat dari kesediaan dan keberhasilan suami dan istri untuk saling memberi dan menerima pendapat, tanggapan, ungkapan, keinginan, saran, dan umpan balik tanpa menyakiti hati salah satu pihak. Komunikasi yang efektif bersifat terbuka, demokratis dan dua arah atau dyadic communication (timbal balik antara suami dan istri).
e. Silang pendapat dan kompromi, perbedaan pendapat merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari atau dihilangkan dari pernikahan. Oleh karena itu suami dan istri harus dapat menemukan cara-cara efektif an juga tepat untuk mencapai kesepakatan bersama dan meredakan kemarahan serta menyelesaikan konflik atau masalah yang ada.
f. Menyisihkan waktu untuk berduaan, menyediakan waktu bersama sangat senting bagi keluarga terutama untuk suami dan istri. Salah satu kunci kebahagian dan keharmonisan keluarga adalah kebersamaan yang dijalani oleh anggota keluarga. Semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama maka akan semakin banyak kenangan yang tercipta dan akan menguatkan hubungan diantara anggota keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H