Mohon tunggu...
Rere Snow
Rere Snow Mohon Tunggu... -

Aku hanya pemain kata, bukan penyair. Aku menulis berdasarkan apa yang ingin kutulis. Aksaraku sederhana namun bermakna bagi ruang rasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

" Aksara Yang Tak Tersirat "

30 Mei 2012   20:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kau tulikan telingamu, ketika kubisikan nafas rinduku.
Dan mengapa kau butakan pandanganmu, ketika aku wujudkan ragaku, penuh pengharapan.
Serupa anak kecil yang mendengar cerita dan menatap lukisan berabstrak, sulit dimengerti tak jua terpahami apa yang tersirat.
Tanpa beban ia segera bergegas dan berlalu, tanpa meragu.
Seperti itupula rasamu, terhadapku..

Seberapapun hebatnya aksaraku
Seberapapun lihainya jemari lentikku. Semua tampak sia-sia, jika kau tak jua memahami sebuah makna yang terukir penuh rasa dalam setiap eja kataku
Dan Kau boleh saja mengelak, tapi cinta tetaplah cinta.
Dan rindu tetaplah rindu, meski perih kerap kali menghiasi ketika kita saling merindu.
Maka.. Jangan kau gunakan keegoisanmu, untuk mempertahankan sesuatu yang sesungguhnya tak baik untuk kita.
Karena cinta itu saling mengerti, memahami juga memaafkan.

Inilah kita, dengan perbedaan yang ada.
Sanggupkah kita satukan ?
Meski tak berakhir, kebahagiaan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun