Konsep tidak memiliki anak sebetulnya bila dilihat secara positif merupakan anti tesis dari over populasi yang terus meningkat di dunia ini, dalam data publikasian Worldometer 2021 terdapat 7,8 miliar manusia yang telah menjadi penduduk dunia sedangkan dalam buku How many People Can The Eart Support karya Joel Cohen menyatakan bahwa luas dataran bumi dalam catatan Leeuwenhoek hanya 13.385 kali luas negara Belanda dan hanya bisa menampung kurang dari 13.385 miliar manusia. Jika kita mau lebih melihat pada kesetaraan dari sisi gender dan politik, childfree bisa membebaskan satu keterkekangan perempuan dari negara.
Seperti yang kita ketahui perempuan merupakan entitas yang paling banyak diatur dan tidak memiliki kebebasan selayaknya laki-laki bahkan tubuh perempuan sendiri terikat dan diatur oleh negara yakni dengan alat-alat kontrasepsi ataupun program Keluarga Berencana (KB) ataupun penundaan pernikahan dan lainnya. Pemikiran childfree bisa membebaskan perempuan dari kekangan tersebut.
Motif seseorang memilih untuk Childfree memang beragam contohnya menempatkan childfree sebagai solusi bagi 'mereka' yang memiliki trauma atau tidak tumbuh menjadi anak yang baik (dalam arti mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup) dan tumbuh di lingkungan dimana suatu pernikahan tidak berjalan dengan baik sehingga terakumulasi menjadi suatu doktrin dan standar bila pernikahan tidak semenyenangkan itu.Â
Dan di dalam pernikahan memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan besar yang membuat berpikir, oh.. pernikahan itu kurang  "worth it" dan mereka juga tidak mau apabila memiliki anak kemudian anak itu merasakan apa yang mereka rasakan sebelum dewasa, lagi pula memang betul tidak ada yang benar-benar bisa bisa menjanjikan kalimat "Ya... Kamu jangan seperti orang tuamu dulu ke anakmu, jadilah orang tua yang baik" akan tetapi menjadi orang tua yang baik itu sangat sulit bahkan kita bisa saja melakukan klaim telah menjadi orang tua yang baik namun dari perspektif anak belum tentu.
Melihat hal tersebut maka childfree bisa dikatakan secara tidak langsung melindungi hak-hak anak yang berpotensi dirampas oleh orang tua serta mengurangi angka depresi dunia.Â
Childfree dapat melindungi hak asasi manusia secara tidak langsung dan substansi dari HAM itu sendiri bukan sekedar perlindungan untuk mendapatkan hak hidup melainkan kelayakan untuk hidup, kesetaraan, hak untuk menentukan hidup, dan lainnya.Â
Namun, penulis juga setuju bahwa konsep childfree bisa berpotensi meruncingkan SDM dunia oleh karena itu bukan childfree yang harus di tentang namun bagaimana pemerintah dapat melakukan kontrol dari dampak childfree itu sendiri melalui 'efesiensi manusia'.Â
Misalnya childfree bisa diganti dengan melakukan adopsi anak untuk mengurangi angka anak-anak yang tidak memiliki privilege memiliki kedua orang tua dan kehidupan yang layak, menjaga gerakan childfree pada batasan sehingga tidak menjadi suatu gerakan radikal bahkan hingga memiliki komunitas besar untuk mendoktrin perempuan dengan pondasi ideologi yang salah, dan pemerinta melakukan normalisasi childfree sehingga konsep ini memiliki posisi optional bagi pasangan, "kalau mampu untuk memiliki anak maka silahkan jika tidak jangan dipaksakan dan diperbolehkan untuk childfree" menguatkan konsep dari menempatkan childfree sebagai optional yaitu melalui negara harus memulai menerapkan sertifikasi kelayakan dan training parenting bagi pasangan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H