Tanpa kita sadari, orang dewasa dapat menjadi faktor penyebab seorang anak memiliki sifat tantrum. Ketika orang dewasa marah di hadapan anak kecil, maka motorik anak tersebut akan menangkap dan merekam kejadian tersebut, dan ia juga akan menirukannya sehingga membawa sifat mudah marah. Oleh sebab itu, seorang anak tentunya membutuhkan edukasi terkait pengontrolan emosi yang mereka miliki. Disinilah, orang tua memiliki peran yang amat penting dalam hal tersebut. Lantas, bagaimana peran orang tua dalam menghadapi tantrum pada anak?Â
Cara Menghadapi Tantrum
Setiap anak tentunya memiliki sifat yang berbeda, maka dari itu cara menghadapi masalahnya pun akan berbeda. Namun, hal paling utama yang harus dilakukan orang dewasa adalah kenali akar masalah tersebut, seperti apa yang menjadi penyebab seorang anak menjadi tantrum, lalu pahami apa yang sebenarnya anak tersebut inginkan. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orang tua yang bereaksi dengan tenang dan konsisten terhadap anak tantrum, dapat membantu anak memahami di mana batasannya, sehingga ia juga merasa lebih terlindungi dan terkendali [6].
Dilansir dari parents.com, terdapat beberapa trik yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak tantrum, di antaranya [7] :
-Ambil tindakan dan hentikan.
Jika seorang anak tantrum dengan melempar barang, memukul, atau hal yang dapat merugikan lainnya, orang tua sebaiknya langsung ambil tindakan dan hentikan mereka dengan cara memberi tahu bahwa melukai orang lain adalah hal yang dilarang secara baik-baik.
-Berikan distraksi.
Seorang anak terkadang memiliki emosi yang cepat berubah sehingga mereka dapat dengan mudah terdistraksi dengan hal baru. Maka dari itu, jika seorang anak sedang emosi, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya ke tempat lain. Hal ini membuat seorang anak akan lupa terhadap keinginan sebelumnya dalam sekejap.
-Berikan pelukan.
Terkadang, sentuhan dan afeksi dari orang dewasa dapat membantu anak merasa tenang dan aman. Pelukan juga memberi tahu seorang anak bahwa orang tua peduli terhadapnya, meski tidak setuju dengan emosi tantrum yang ia lakukan. (Dr. Levy)
-Biarkan anak tersebut marah.