Tingginya kasus kekerasan seksual pada anak menunjukkan pentingnya pemahaman orang tua tentang cara memberikan perlindungan yang terbaik bagi anak. Anticipatory guidance akan menjadi bentuk bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi terhadap perkembangan anak, termasuk terjadinya kekerasan seksual. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang terdekat untuk menurunkan angka kekerasan pada anak adalah melalui upaya preventif, yaitu sex education [10]. Namun, permasalahan orang tua di Indonesia saat ini adalah masih menganggap sex education sebagai hal yang tabu, vulgar, dan tidak pantas untuk disampaikan kepada anak. Adanya persepsi dari orang tua yang merasa tidak nyaman atau tidak siap untuk mengajarkan pendidikan seksual dan rendahnya kesadaran orang tua dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada anak menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus kekerasan seksual.
Padahal, sex education memberikan banyak dampak positif bagi anak, termasuk mengurangi kehamilan di usia dini dan terjangkit penyakit menular seks. Sex education yang berkualitas akan membuat anak terhindar dari pedofil atau pelecehan seksual. Maka dari itu, sex education merupakan hal yang penting untuk diberikan sedini mungkin kepada anak. Harapannya, dengan pemberian sex education sejak dini, anak-anak akan mampu menghindarkan diri dari kekerasan seksual. Media visual berbasis smartphone merupakan salah satu media yang efektif digunakan untuk memberikan anticipatory guidance. Oleh karena orang tua merupakan sumber terpenting dalam proses pembelajaran tentang hubungan seksualitas pada anak, banyak metode atau aplikasi pembelajaran seks bagi orang tua yang mudah diakses dan dipahami, terkhususnya di era digital ini, contohnya aplikasi SETTING (Sex Education Parenting) yang akan melakukan screening serta pemberian materi yang sesuai umur dari penggunanya [10].
Tidak hanya mementingkan peran dari orang tua, untuk mengantisipasi dan mengatasi kekerasan pada anak, negara melalui Program Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PPPA) telah memiliki alur penanganan kasus kekerasan terhadap anak seperti dijelaskan pada gambar di bawah ini.
“Childhood should be carefree, playing in the sun; not living a nightmare in the darkness of the soul.”
-Dave Pelzer-
Kontributor: Izza Maulana Rizqi, Radya Hawan Nugraha
Editor: Christabel Nathania
Biro Jurnalistik
SNF FEB UI 2021-2022