Mohon tunggu...
SANDI ADITYA
SANDI ADITYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Empower | Education | Self Development | Designer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebenaran Ilmiah dalam Kitab Suci Al-Qur'an

18 Juni 2024   19:35 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEBENARAN ILMIAH DALAM KITAB SUCI AL-QUR'AN

Oleh : Sandi Aditya 1235020059

Kalimat Topik

Kitab suci Al-qur'an sebagai pedoman umat Islam, bukan hanya membahas tentang pedoman spiritual dan moral-moral dalam kehidupan. Kitab suci Al-Qur'an mengandung bukti kebenaran ilmiah yang kini semakin terungkap sedikit demi sedikit seiring berkembangnya zaman dengan pengetahuan teknologi  modern.

Devinisi/Ruang Lingkup

H. Aminudin dan Harjan Syuhada mendefinisikan Al-Qur'an secara istilah adalah kalamullah (firman Allah Subahanahu wa Ta'ala) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam melalui perantara malaikat Jibril dan yang membacanya menjadi ibadah.

Syekh Muhammad Khudari Beik dalam bukunya Tarikh At-Tasyri Al-Islami mendefinisikan Al-Qur'an sebagai lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang isinya harus dipahami dan selalu diingat, disampaikan secara mutawatir, tertulis dalam mushaf yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

Definisi ini juga dijelaskan oleh Syekh Muhammad Abduh, yang menyebutkan bahwa Al-Qur'an adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dipelihara dalam hafalan kaum Muslim yang berusaha untuk menjaga keasliannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, H. Aminudin dan Harjan Syuhada merumuskan enam makna yang terkandung dalam definisi Al-Qur'an:

  • Al-Qur'an adalah kalamullah (firman Allah).
  • Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang menjadi bukti kenabian dan kerasulannya.
  • Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan bukan hasil karangan beliau.
  • Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia, dan membacanya merupakan bentuk ibadah.
  • Al-Qur'an selalu dipelihara dari kesalahan dan pemalsuan.
  • Tidak ada yang mampu membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Qur'an, bahkan hanya satu surat sekalipun.

Sejarah Turunnya Al-Qur'an

Para ulama sepakat bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an pada malam qadar, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai cara turunnya kitab suci tersebut. Pandangan yang paling terkenal dan didukung oleh banyak ulama serta diperkuat oleh hadits shahih menyatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur, berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan sekaligus.

Terkait durasi turunnya Al-Qur'an, Prof. Djidin dalam buku Kronologi Al-Qur'an mencatat adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang total waktu yang dibutuhkan. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan selama 23 tahun, sementara yang lain menyebutkan 25 tahun. Perbedaan ini muncul karena adanya ketidaksepakatan mengenai lamanya Nabi Muhammad SAW bermukim di Mekkah setelah menerima wahyu kenabian.

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, wahyu datang dengan suara yang terdengar seperti lonceng keras, yang merupakan cara paling berat bagi Rasulullah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Muzammil ayat 5:

" " 

Artinya: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."

Keadaan kedua adalah ketika malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi beliau dengan mengatakan, "Iqra` bismi rabbikalladzi khalaq, khalaqal insaana min 'alaq, iqra` wa rabbukal-akram, alladzi 'allama bil-qalam, 'allamal insaana maa lam ya'lam" (QS Al-Alaq: 1-5).

Urgensi

   - Al-Qur'an bukan hanya pedoman spiritual dan moral, tetapi juga mengandung kebenaran ilmiah yang semakin terungkap dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

   - Para ilmuan Muslim dan non-Muslim yang meneliti dan menemukan kesesuaian antara ayat-ayat Al-Qur'an dan temuan ilmiah modern, serta para ulama yang menjelaskan dan memperkuat pemahaman ini.

   - Sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga masa kini, dengan terus berkembangnya pengetahuan dan teknologi yang mengungkap bukti-bukti ilmiah dalam Al-Qur'an.

   - Ayat-ayat Al-Qur'an tentang embriologi, seperti dalam QS. Al-Mu'minun: 12-14, yang telah dibuktikan oleh ilmu embriologi modern.

   - Ayat tentang ekspansi alam semesta dalam QS. Adz-Dzariyat: 47 yang sejalan dengan teori Big Bang.

Tesis

Dengan mendalami kebenaran ilmiah yang terdapat dalam Al-Qur'an, kita dapat menciptakan suatu harmoni antara ilmu pengetahuan modern dan ajaran agama. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat keimanan umat Islam, tetapi juga menegaskan relevansi Al-Qur'an dalam konteks zaman sekarang. Temuan-temuan ilmiah yang sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur'an menunjukkan bahwa kitab suci ini berfungsi lebih dari sekadar pedoman spiritual dan moral.

Al-Qur'an juga merupakan sumber pengetahuan yang akurat dan telah terjaga keasliannya sejak diturunkan. Pengetahuan ini mendorong penelitian lebih lanjut, memberikan bukti tambahan tentang keajaiban wahyu Ilahi, dan menginspirasi umat Islam untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui proses ini, kita dapat melihat bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang tidak hanya relevan dalam aspek spiritual, tetapi juga memiliki kontribusi signifikan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penemuan ilmiah yang sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur'an menunjukkan bahwa kitab suci ini tetap relevan dalam konteks modern. Misalnya, konsep pembentukan hujan dan siklus air yang disebutkan dalam Al-Qur'an (QS An-Nur: 43) memiliki kesamaan dengan penjelasan ilmiah. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an tidak hanya relevan dalam hal spiritual tetapi juga memiliki kontribusi penting dalam pemahaman ilmiah yang berlaku hingga hari ini.

Simpulan

Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, memiliki dimensi yang lebih luas daripada sekadar pedoman spiritual dan moral. Penelitian ilmiah yang semakin berkembang telah mengungkap kebenaran-kebenaran ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur'an, membuktikan bahwa wahyu Ilahi ini juga merupakan sumber pengetahuan yang akurat. Para ulama dan ilmuwan telah mendefinisikan Al-Qur'an sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tetap terjaga keasliannya dan tidak dapat ditiru.

Proses turunnya Al-Qur'an yang bertahap dan cara-cara Nabi Muhammad SAW menerima wahyu menunjukkan betapa istimewanya kitab suci ini. Penemuan-penemuan ilmiah yang sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur'an tidak hanya memperkuat keimanan umat Islam, tetapi juga mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan ajaran agama, menegaskan relevansi Al-Qur'an dalam konteks zaman modern. Kesimpulannya, mengkaji kebenaran ilmiah dalam Al-Qur'an dapat mendorong penelitian lebih lanjut, memperkuat hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama, serta membuktikan keajaiban dan keagungan wahyu Ilahi yang terkandung dalam kitab suci ini.

Daftar Rujukan

Kristina, Kristina. Definisi Al-Qur'an Menurut Para Ahli dan Sejarah Turunnya Kitab, Jum'at,05 2022, 06.00 WIB, TTT, detikEdu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun