Mohon tunggu...
Sucha
Sucha Mohon Tunggu... Editor - Ah...

yang TerAnukan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Cinta untukmu yang Terpapar R@dikalisme

3 April 2021   00:08 Diperbarui: 3 April 2021   00:12 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hay... Apakabar? 

Apakah kamu baik? 

Kabarku baik... Dan aku masih sama seperti dahulu, mengharapkan bisa dipertemukan denganmu setelah 6 tahun berpisah.

Aku masih ingat,

Kala itu ditahun 2015, kamu pamit ke rumahku untuk melanjutkan study di salah satu universitas di kota ternama ...

Dan setelah itu, kamu menghilang tanpa kabar beberapa tahun. 

Lalu muncul kembali di sosial media dengan wajah baru, dengan Foto profil Bendera hitam, dan story-story kebencian terhadap rezim mewarnai berandaku.

Kamu dimana? 

Kalau tersesat, beritahu aku... 

Aku akan menunjukkan jalan pulang untukmu...

Kembali menghijaukan berandamu yang kini menghitam..

Bagaimana keadaan kamu?

Aku harap kamu baik-baik saja

Dan masih memiliki akal sehat untuk tidak melakukan hal gila seperti yang aku pikirkan

Aku tahu kamu aktif menulis di sosmed dan pers resmi golonganmu,

Aku tahu kamu juga aktif kajian dan seminar dengan sesama golonganmu

Dan jika, pada hari ini kamu menemukan tulisanku,

Tolong balas semua pesanku...

Aku perlu tahu kabarmu, kondisimu...

Ada banyak pertanyaan yang aku tanyakan dalam pesan itu,

Salahsatunya "dapatkah aku membawamu pulang?"

Aku selalu berdoa, kamu baik-baik saja dengan aka sehat yang waras untuk tidak menjadi egois hanya demi "surga" 

Heyy... Kamu tahu kan, aku masih sahabatmu... 

Jika kamu menemui tulisan ini, ingat baik-baik

Aku masih sahabatmu,

Dan aku bersedia membawamu kembali kerumah, menghijaukan segala pernak-pernik undergroundmu

Aku akan membela dan melindungi langkah pulangmu

Aku akan senantiasa menggenggam erat tanganmu yang aku tahu sudah kau sarungi itu...

Tapi, ketahuilah sahabatku yang entah dimana kamu...

Jika kamu enggan kembali dan memilih untuk melakukan hal-hal fatal, 

Maaf, warna hijau dan kecintaanku pada Negeri ini akan menjadi kerikil setiap langkahmu...

Kembalilah 

Aku menawarkan cinta dan hidup damai, tentram bersama semilir angin pedesaan

Kembalilah,

Kembalikan sorot mata yang ramah dan murah senyum itu..

Dari cinta untuk sahabat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun