Segelas susu vanilla hangat  menemaniku di pagi ini, tentunya dengan tambahan madu. Ku rasakan angin yang begitu lembut menyentuh kulitku. Setiap sentuhannya benar-benar membuatku selalu merindukan pagi. Kurasakan aroma pagi yang masuk di setiap pori-pori tubuhku. Aroma rumput, pohon, embun. Aku suka.
Mendengar burung-burung gereja bernyanyi gembira di awan. Sekali lagi, aku suka. Kupandangi sekelilingku  ya, ku hanya melihat. Ku buka diaryku. Ku melihatnya. Fotoku berdampingan dengannya. Dan untuk kesekian kalinya ku merindukannya.
***
Kisah ini berawal saat aku kelas 10 suatu SMA di Samarinda, Kaltim. Sekolah ku ini memisahkan antara laki-laki dan perempuan serta mewajibkan asrama selama 3 tahun. Memiliki dapur umum. Yah, setiap makan memang harus mengantri diantara ribuan orang. Memiliki mesjid yang sangat megah. Memiliki markas untuk para siswa dan siswinya (Kantin). Memiliki jemuran umum. Yah, disini kami hidup berdampingan.
***
Saat itu, ada kakak-kakak dari salah satu universitas di Samarinda sedang magang (PKL) di sekolahku. Mereka mengajar berbagai mata pelajaran, bahkan pelajaran bk juga ada. Beberapa kakak-kakak ini berinisiatif mengadakan JS (jalan sehat) menggabungkan siswa dan siswi kelas 10. So,berbarislah kita bak anak TK. Perempuan baris di depan, laki-laki baris di belakang.
Tentunya kakak-kakak itu ada di depan, belakang serta tengah antara kami, agar kami tidak saling berbincang. Sesampai di tempat tujuan, barulah ku melihat seorang lelaki yang tampan. Yah, menurut ku dia lumayan tampan. Tapi ku tak tahu dia siapa. Maklum, aku bukan type orang yang mudah mengingat orang. Ku terus memandangnya. Aku benar-benar terpesona.
Dia melihatku, mungkin sadar ada yang memperhatikannya sedari tadi. Spontan aku pun langsung berpaling. Aku sangat malu. Aku tidak ingin dia tahu. Aku sangat penasaran dengannya. Aku cerita ke temen-temen sekamarku. Alhasil, jadilah aku sebagai bahan ejekan.
***
Kami memiliki jadwal pengajian, gabung dengan anak putra. Tentu aku sangat ingin melihatnya lagi. Walaupun aku tak yakin. Deg deg deg... hati ini menari diwaktu yang salah. Ini bukan saatnya. Mereka pun datang. Laki-laki duduk di sebelah kanan, sedangkan perempuan di sebelah kiri. Dari jarak inilah aku mencoba untuk mencarinya. Hanya sekedar ingin melihat.
Entah mengapa dia menarik. Ku tak menemukannya, mungkin aku sudah lupa dia yang mana hahaa atau dia memang belum datang. Selama pengajian aku fokus dan mencatat setiap materi yang diberikan tanpa mengingat dia lagi. Tiba-tiba aku sadar ada seseorang yang baru saja datang, mengendap-ngendap agar tidak ketahuan. Ternyata itu dia, lelaki yang kucari sedari tadi. Aku hanya tersenyum. Aku melihatnya lagi.
***
Beberapa kisah kami lewati, tidak bisa ku ceritakan disini. Hingga aku tahu namanya, dia pun tahu namaku. Arya Bahana. Asal  Batu Ampar sp1. Itu bukanlah tempat yang dekat. Btw, ternyata dia juga tertarik denganku. Yah, mungkin ini yang namanya ikatan batin. Mungkin dia juga sadar aku tertarik dengannya. Aku bisa merasakannya.
Okey, kita ganti kata 'tertarik' menjadi 'suka'. Setelah itu, disetiap kesempatan gabung antara siswa putra dan putri, aku dan dia akan saling mencari satu sama lain. Sangat lucu. Hanya sekedar ingin melihat, tersenyum, dan melambaikan tangan. Ini benar-benar membuatku bahagia.
***
Setahun kami lalui dengan bahagia, saling menitipkan salam bertemu  dengan jarak yang jauh, tersenyum, melambaikan tangan, berbicara dengan bahasa isyarat agar orang lain tidak tahu. Mungkin jika ada lomba bahasa isyarat di sekolah, aku dan dia akan mendapat juara umum hahaa..
Kami sangat menikmati setiap hari yang kami lalui. Sekedar info, sekolah kami melarang siswa-siswinya membawa hp (handphone), konsekuensinya bisa dikeluarkan jika ketahuan membawa 'barang haram' itu.
***
Libur semester 2 tiba, inilah saat yang paling ku tunggu-tunggu. Akhirnya aku pulang ke rumah setelah satu semester mendekam di asrama. Aku bisa bebas makan dan mandi tanpa harus mengantri. Bisa bebas menonton film. Bisa bertemu hp kesayanganku. Bisa jogging sesuka hatiku, kapan saja aku mau.
Di suatu pagi saat aku baru terbangun, aku  meraba sekeliling kasur mencari hpku. Aku sangat terkejut. Bagaimana tidak? Dia, Arya Bahana ngechat aku via facebook pagi itu. Melihat notifnya saja aku sudah kalang kabut. Aku mengatur nafasku sebelum membuka pesan darinya. Bagaimana dia bisa tahu akun facebookku? Yasudalah, itu tidak penting.
Saat ku buka dan ku baca, aku langsung melompat kegirangan. Begini isinya, "hay, apa kabar? kamu Atika kan? Mau jadi pacarku?" katanya. Tanpa basa-basi Arya langsung menembakku menjadi pacarnya. Akupun tanpa basa-basi langsung menerimanya. Hari itu, kami resmi jadian 07 Juli 2015.
To be continue..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H