Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... profesional -

"Petiklah Hari dan Jadilah Terang"-\r\n\r\nBlog: www.sarinovitamenulis.wordpress.com dan \r\n www.kapeta.org\r\n\r\n Follow Twitter: @Chalinop & @YayasanKapeta\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(FFK): "Kisah Sang Katak Petualang"

18 Maret 2011   15:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

NOmor urut 7 : Kuarte HOmpipa Alium Gambreng: Ahmed T-Sar Blezinky, Annisa Fitri Rangkuti, Meddy Danial, dan Sari Novita

"KIsah Sang Katak Petualang"

Tahukah kalian, katak paling senang hidup dimana? Benar, binatang ini paling senang hidup di rawa-rawa. Maka dari itu ya, banyak dari binatang itu akan senang bila rawa tempat hidup mereka diguyur hujan. Para katak akan saling berbunyi bersahutan ketika hujan membanjiri rumahnya.


Namun tidak semuanya katak hidup di rawa, mereka juga ada yang hidup di laut. Di laut? Benar, mereka mengarungi laut dan mengelilingi dunia sepanjang hari. Mereka adalah para katak yang pemberani karena mau meninggalkan tempat ternyaman di rawa untuk bertualang ke seluruh penjuru dunia.


Kalian mungkin masih bertanya-tanya ya “Mana ada sih katak yang hidup di laut?” Ada kok, mau tahu cerita asal mula mengapa ada katak yang hidup di laut? Benar, itu semua ada cerita asal mulanya lho. Asal mula mengapa ada katak hidup di laut itu diawali dengan keberanian seekor katak bernama Raku. Begini ceritanya.


****


Sore itu, hujan deras baru saja mengguyuri sebuah rawa dekat pantai. Bergembiralah para katak karena tempat mereka penuh dengan air. Mereka saling berlomba memamerkan suara perutnya.


“Waak....waak...waak” festival bunyi pun saling bersahutan seakan bunyi itu bagai melodi penyambut munculnya ujung pelangi berwarna-warni di rawa tempat mereka tinggal. Semuanya senang, ada yang bersuara dari daun Encek Gondok, bunga Teratai dan ada pula yang bersuara dari sela-sela rerimbunan pohon Bakau.


Namun tunggu, ternyata ada satu katak yang tak ikut pesta suara. Ia menyembunyikan dirinya jauh dari teman-temannya, sendirian berada di batu karang. Ia sedang memperhatikan laut kala sore hari. Laut di mana mentari tenggelam jauh di ujungnya. Laut di mana warna-warni emas berkilauan dipermainkan ombak. Nampak benar ia terpesona dengan keindahan laut.


“Raku....Raku....mengapa kau sendirian di sini, tidakkah kau ikut serta bersama teman-temanmu berpesta suara? Aku perhatikan tiap sore hari akhir-akhir ini selalu berdiam diri disini” sapa Dodo, si burung Camar, tiba-tiba.


“Waak....dimana kamu?” Raku kaget, mencari sumber suara yang menyapanya. “ooh...kamu ternyata.” Raku mendapati temannya sedang terbang berputar-putar di atas tubuhnya. “Hei kebetulan, tolong ceritakan padaku, apakah laut ini tak berbatas? Apakah benar mentari disana tenggelam di laut? Apakah benar...” bukannya menjawab pertanyaan Dodo, Raku malah bertanya balik.


“Tunggu....tunggu. Kamu ini kenapa tanya yang aneh-aneh begitu” potong Dodo yang kini hinggap di samping Raku.


“Mmmh...maaf..., sebenarnya sejak lama aku ingin bertualang keliling dunia. Aku iri pada kamu dan teman-temanmu Do, pada ikan-ikan yang riang berenang mengarungi laut” Kata Raku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun