Mohon tunggu...
Sahrul Mufida
Sahrul Mufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Jember program studi S1 Ilmu Hub Internasional

..

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bank Amerika Mengalami Krisis, Akankah Negara Lain Terdampak?

15 Maret 2023   04:19 Diperbarui: 16 Maret 2023   22:08 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amerika Serikat dikabarkan terancam mengalami krisis karena Bank Besar AS mengalami kolaps. Tercatat setidaknya ada 4 bank besar AS yang mengalami kolaps dalam periode waktu sepekan lalu pada Maret 2023. Jatuhnya bank yang paling terasa adalah Sillicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

SVB dinyatakan mengalami kolaps pada Jumat, 10 Maret 2023. Sebelum mengalami kebangkrutan SVB memiliki rencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 2,25 miliar untuk menambah modal (08/03/2023). Namun tidak disangka 48 jam dari rencana tersebut SVB bangkrut karena belum bisa mendapat suntikan modal.

Mengapa SVB membutuhkan suntikan dana? Hal tersebut karena banyak nasabah dan investor melakukan penarikan dana simpanan. Penarikan yang terjadi tembus di angka US$42 miliar setara dengan Rp 646 triliun. Solusi yang diterapkan SVB adalah dengan menjual kepemilikan obligasi untuk mendapatkan dana. 

Namun nyatanya tak berbuah hasil upaya tersebut malah menjadi senjata untuk SVB. Pasalnya Nilai obligasi sedang jatuh, suku bunga dari The Fed membuat surat hutang melonjak tajam dan harga obligasi turun drastis (CNBC, 2023).

Bank kedua yang mengalami kebangrutan serupa seperti SVB adalah Signature Bank. Signature Bank merupakan salah satu bank terbesar bank yang bergerak untuk perusahaan crypto. Setengah dari usaha start up di AS menyimpan dana di SVB, akibatnya ketika SVB mengalami kebangkrutan secara tidak langsung Signature Bank juga ikut mengalami kerugian.

Adannya kejadian buruk yang menimpa bank-bank besar di Amerika Serikat, Presiden AS, Joe Biden mengambil tindakan. Joe Biden meyakinkan para deposan di SVB dan Signature Bahwa terdapat asuransi yang menjamin uang mereka dari Deposit Insurance Fund. Namun dibalik pernyataan tersebut, Joe Biden mengatakan bahwa uang para investor tidak memiliki jaminan kembali. Karena ha; tersebut adalah resiko yang harus ditanggung investor. Joe Biden menekankan kembali bahwa resiko-resiko tersebut merupakan cara kerja kapitalisme AS.

Bukan hanya AS saja yang terguncang akibat SVB kolaps, ternyata bangkrutnya SVB berdampak pula pada bank-bank di negara lainnya. Berikut negara-negara yang berpotensi terdampak kebangkrutan SVB (AsiaToday.id, 2023):

  • China

Bank milik pemerintah China, Shanghai Pudong Development Bank Co. memiliki usaha perbankan dengan SVB. Selanjutnya ad Andon Health Co. yang mendepositokan 5% keuangan mereka di SVB pada 10 Maret 2023.

  • Hongkong

Beberapa perusahaan di Hongkong memiliki kerja sama dan menyimpan keuangannya di SVB. Brii Biosciences kurang lebih 9% total kas perusahaan disimoan di SVB pada tanggal 28 Februari 2023. Broncus Holdng Corp, sekitar US$ 11,8 juta disimpan di SVB tanggal 10 Maret 2023. BeiGene Ltd, menyimpan total kas sebanyak 3,9% di SVB.

  • Jepang

SoftBank Group Corp. berinvestasi dan memiliki simpanan di SVB. Kebangkrutan SVB mengakibatkan kekhawatiran akan resiko kesulitan arus kas.

  • Korea Selatan

The Korea National Pension Service memiliki saham di SBV pada akhir kuartal empat tahun yang lalu sebesar 0,17%.

  • Australia.

Dua perusahaan peyedia software di Australia memiliki hubungan perbankan dengan SVB. Australia Xero Ltd,, memiliki total exposure sekitar US% 5 juta per 10 Maret 2023. Selanjutnya adalah SiteMinder Ltd., memiliki kepemilikan tunai sebanyak A$ 10 juta merupakan hasil eksposure yang ada di SVB. Tunai tersebut merupakan antisipasi pembayaran yang disiapkan untuk pelanggan dan mitra.

Dari 5 negara tersebut, dapat dilihat beberapa perusahaan besar bekerja sama, menanam modal, memiliki saham, dan menyimpan keuangan di SVB. Mereka telah memiliki antisipasi agar tidak terdampak pada kebangkrutan SVB. Namun potensi mereka terjerat dari kebangkrutan tersebut sangat tinggi. Dan tidak menutup kemungkinan jika perusahaan-perusahaan tersebut terdampak SVB maka ekonomi negara mereka memiliki potensi terdampak pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun