Mohon tunggu...
Sahrul Mufida
Sahrul Mufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Jember program studi S1 Ilmu Hub Internasional

..

Selanjutnya

Tutup

Money

Lagi-Lagi Impor Kedelai: Apa yang Terjadi pada Kedelai Lokal?

8 Maret 2023   04:45 Diperbarui: 8 Maret 2023   11:08 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan kedelai lokal juga terletak pada menyusutnya ahan pertanian kedelai. Banyak petani kedelai lokal yang memilih berhenti memproduksi kedelai beralih memproduksi jagung atau padi. 

Para petani mengaku tidak lagi tertarik pada kedelai karena harga kedelai impor lebih murah dibandingkan kedelai lokal. Mereka juga menyatalan bahwa hasil panen kedelai lokal tidak sebagus kedelai impor karena faktor musim. Terdapat rasa tidak percaya diri kedelai lokal dapat bersaing dengan kedelai impor.

Masalah seperti ini harus segera diselesaikan terutama oleh Pemerintah Indonesia. Kebijakan pangan terutama mengenai kedelai harus segera dibuat agar petani dan pengusaha kedelai memiliki acuan dalam produksi kedelai lokal. Selain itu kesadaran dan tanggung jawab nasional segera dipahamkan kepada masyarakat Indonesia terutama mengenai konsumsi kedelai lokal dalam kehidupan pangan.

Dapat dibayangkan apabila kedelai impor menguasai pasar kedelai di Indonesia maka harga kedelai akan mengikuti harga perdagangan global dan pasar tidak dapat menyesuaikan harga sesuai kemampuan masyarakat. Selain itu jika kedelai lokal mulai hilang dari industri pertanian, akan banyak petani kedelai yang menjadi pengangguran dan angka kemiskinan akan meningkat.

Akankah kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia di tahun 2023 dapat membantu keberlangsungan kedelai lokal? Atau kegagalan akam datang sehingga kedelai lokal tergantikan dengan kedelai impor?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun