Memang terkadang sebuah tujuan sudah tidak valid lagi dan dibutuhkan  sebuah peninjauan kembali. Seperti misalnya dulu pada masanya sebuah  walkman sangat terkenal dan mungkin ada beberapa orang yang menjadikan  walkman sebagai tujuan hidup, menabung setiap hari adalah hal yang pasti  dilakukan. Tapi setelah uang terkumpul apakah walkman tersebut masih  merupakan sesuatu yang kita inginkan? Kalaupun sekarang terbeli lalu  dimanakah membeli kasetnya? Karena teknologi sudah berubah. Atau  anda yang ingin sekali berjuang masuk perguruan tinggi negeri, namun  setelah 3 tahun mencoba masih gagal, apakah masih ingin berjuang untuk  masuk PTN? Umur kita saja sudah lewat batas untuk menjadi mahasiswa.
Diperlukan suatu kedewasaan agar dapat meninjau kembali tujuan hidup yang kita miliki.
Buat lagi tujuan hidup yang baruÂ
    Kegagalan bukan akhir dari segalanya, malah mungkin merupakan awal yang  lebih baik dan cocok untuk kita daripada terhanyut dalam kesedihan dan  kekecewaan yang mendalam. Lebih baik mencoba merancang hidup anda  kembali dengan membuat tujuan-tujuan hidup yang lebih menarik dan  benar-benar ingin anda gapai. Ibarat di perjalanan kalau kita melewati  sebuah lubang lalu apa gunanya kita memikirkan kesakitan dan kekagetan  yang dialami. Bukankah lebih baik kita fokus terhadap tujuan kita.
Demikianlah sharing dari taman belajar kehidupan kali ini. Sampai jumpa hari berikutnya dengan topik lainnya.
Artikel  ini boleh dishare tanpa perlu ijin. Apabila ada pertanyaan atau komen  silahkan tinggalkan pesan melalui medsos dibawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H