Menulis bukan persoalan yang sulit. Tapi, orang kadang terlanjur menganggap menulis sebagai bakat. Anehnya, banyak orang yang menganggap dirinya tak berbakat menulis.
Padahal, guru Bahasa Indonesia sudah berulang ulang mengatakan bahwa menulis adalah keterampilan berbahasa. Selain tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu berbicara, menyimak, dan membaca.
Jika menulis sebuah keterampilan dan bukan bakat, maka semua orang bisa menjadi penulis. Jika kalian pernah mendengar nama Marga T. Misalnya. Maka penulis tersebut ternyata seorang dokter.
Bahkan jurnalis pun kadang lahir dari perguruan tinggi yang sama sekali tidak berbau tulis menulis. Misalnya saja, jurnalis yang lahir dari Universitas di Bogor.
Oleh karena itu, mulailah menulis untuk menjadi penulis. Ambil laptop atau HP, tulis apa saja yang kalian ketahui.
Kalau kalian masih ragu, belajarlah menulis deskripsi. Apa itu deskripsi? Sebuah tulisan yang merupakan penggambaran. Bisa situasi, bisa juga objek.
Jika di sekolah mu ada kegiatan selebrasi, kamu bisa menulis deskripsi tentang selebrasi tersebut. Kemerahan acaranya. Semangat para pengisi acaranya. Atau, bisa juga tentang persiapan acaranya.
Deskripsi sering disebut sebagai laporan pandangan mata. Kenapa? Karena deskripsi ditulis berdasarkan apa yang dipandang oleh mata penulisnya.
Contoh deskripsi.
Tepat pukul 07.00 acara selebrasi P5 dimulai. Pertama muncul di panggung ada 2 siswa pembawa acara. Kedua pembawa acara itu menggunakan pakaian adat Betawi. Sesuai dengan tema selebrasi yaitu Kearifan Lokal.