Kami turun dari motor, lalu que diajak Cilia berjalan di antara barisan nisan, dan setelah beberapa menit kami berhenti di sebuah nisan.
"Suf, sebelumnya gue mau minta maaf sama lu. Sebenarnya gue itu Cellia kembarannya Cillia dan maksud gue bawa lu kesini untuk nunjukin makam Cillia ke elu"
"Aaa....pa? Cillia meninggal kenapa Cel. Gua sayang ama dia, kenapa di tinggalin gue,Cel?", jawabku dengan menangis.
"Suf gua ma Cillia dari keluarga broken home gue ikut ayah ke UK dan Cillia ikut ibu di Jakarta, dia sering nyeritain tentang loe ke gue, Suf.. dia juga sayang dan cinta banget ama loe, Suf... Dia sakit leukimia dan dia percaya loe bakal nyusul dia ke Surabaya dan dia pengen kalo loe ke Surabaya dan dia udah meninggal, Â gue harus gantiin posisi dia dihati loe tapi dengan cara gue juga harus ngaku jadi dia sampek loe nembak Cilia, baru gue boleh ngaku kalo gue Cellia bukan Cillia.
"Cil,loe napa ninggalin gue . Cillia gue mau loe jadi saksi kalo gue sekarang sayang sama Cellia yang jadi dirinya sendiri, bukan sosok Cilia yang diperagakan oleh Celia, gue juga bakal nerima kekurangan dan kelebihan Celia dan gue pengen Cellia jadi cewek paling special di hidup gue selain ibu gue dan Cilia"
Gue lalu berdiri, menghadap Celia. "Cellia will you be mine?", tanyaku dengan serius di depan makam Cillia. Dan Cellia pun menjawab, "Yes,I will, Suf".
Gue langsung meluk Cellia di depan makam Cillia dan gue harap Cillia sudah tenang dan senang di sana liat gue dan Cellia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H