Mohon tunggu...
smile king
smile king Mohon Tunggu... -

Ketika Kita LaHiR, Kita menangiS dan dunia berGembiRa. JaLaniLah HiDuP Kita denGaN sedemikian RuPa, suPaya KetiKa Kita MeninggaL, dunia aKan menangiS dan Kita berGembiRa, Karena HiDup Itu Hanya Usaha menjaRing AnGin smiLe

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(T)uhan Tidak Pernah Mencobai Umat-Nya

29 Oktober 2010   14:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:59 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hati hati dengan mengatakan kalimat ini :

Ini adalah cobaan dari (T)uhan.....cobaan.....

Siapa yang mencobai dan siapa yang dicobai?

Manusia mengatakan dicobai (T)uhan?

Sejak kapan (T)uhan mencobai umatnya?

Apalagi dengan kalimat yang mengatakan :

(T)uhan tidak akan mencobai umatnya diluar batas kemampuan umatnya itu.

Jangan suka mengkambinghitamkan (T)uhan.

Hati Hati dengan mulutmu, karena mulutmu adalah harimau-mu.

Tak sekali kali (T)uhan mencobai umat-Nya...

(T)uhan hanya mengijinkan semuanya terjadi.

Tak sekali kali (T)uhan mencobai.

Adakah dalam kitab suci yang mengatakan dengan jelas dan gamblang bahwa (T)uhan mencobai umat-Nya?

Kenapa kalimat itu justru diulang berulang ulang, baik dalam pembicaraan, dalam film, atau pun dalam pidato di semua keadaan?

Lagi lagi (T)uhan yang jadi kambing hitam. Lagi lagi (T)uhan yang dibilang mencobai.

Manusia diberi kuasa untuk menguasai bumi dan isinya, Menjadi raja yang berkuasa atasnya, semuanya untuk manusia dengan kewajiban untuk menjaga dan melestarikannya.

Manusia lah yang seharusnya dijadikan tersangka, selain dari iblis sendiri.

Geli, mendengar orang yang berduka kepada korban gunung merapi, yang mengatakan bahwa itu adalah cobaan dari (T)uhan....Semua berduka atas terjadi nya letusan dari Gunung merapi....tapi apa dengan hati yang berduka lagi lagi kita kemudian mengkambinghitamkan (T)uhan?

STOP PRESSSSSSS

Jangan bawa bawa (T)uhan hanya untuk mencari simpati banyak orang, jangan membawa (T)uhan hanya untuk dipersalahkan.

Diambil dari kisah Nabi Ayub menurut Alquran
sumbernya : bisa baca disini

Demikian petikannya:

Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan."

Diambil dari Kitab suci Injil :

Ayub
1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?

1:10
Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

1:11
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

1:12
Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.


Ayub

2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.

2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

Intinya, siapa yang mencobai, dan berencana mencobai?

(T)uhan? Allah? Atau apapun namanya itu?

Tentu saja bukan.

Sekali lagi bukan.

Iblis lah yang mencobai, dunia lah yang memberi kesemuan. Bukan (T)uhan.

Jadi, jangan sesekali lagi mengucapkan kata dalam kalimat  yang mendeskreditkan (T)uhan denganberkata : (T)uhan mencobai umat-Nya?

Sanggahlah semua yang saya tuliskan jika memang apa yang saya tuliskan ini salah, tujuan saya adalah membenarkan kekeliruan tentang perkataan yang sudah jadi budaya di negeri kita saat ini.

Jangan sesekali lagi engkau mengucapkan , bahwa (T)uhan mencobai engkau manusia.(T)uhan tak sesekali mencobai umat-Nya.

By smile

29 Oktober 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun