Mohon tunggu...
Sapto Anggoro
Sapto Anggoro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bersyukur

7 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar Bersyukur

Hidup yang kita alami ini adalah milik Tuhan. Tuhan menganugerahkan kita kebebasan sehingga kita dapat merasakan kasihNya dalam setiap langkah perjalanan hidup ini. Kebebasan yang kita rasakan bukan berarti hidup semau atau seenak diri kita sendiri saja. Kebebasan justru dapat kita maknai lebih mendalam bahwa kita bisa merasakan kasihNya yang senantiasa hadir, menyertai sepanjang hidup kita. Kita dapat merasakan betapa kekuatanNya yang menopang setiap kita menghadapi berbagai kesulitan dan permasalahan hidup kita. Kita sering lupa bahwa setiap masalah yang kita hadapi Tuhan senantiasa hadir dan memberikan kekuatanNya untuk mengatasi masalah itu. Kita sering lupa akan kasih Tuhan, kasih yang memberikan kita hidup ini. 

Bukan tidak mungkin masalah yang kita hadapi justru membuka pintu kesadaran untuk bisa lebih mensyukuri kasih Tuhan dalam hidup ini. Setiap orang memiliki masalahnya sendiri. Setiap orang juga yang paling memahami masalah yang dihadapinya. Bahkan kita sering merasakan masalah datang silih berganti. Satu permasalahan mungkin sedang atau sudah bisa kita lewati, datang lagi masalah yang lain, seperti tamu yang tak diundang mendatangi kita. Bagaimana mengenal dan memahami masalah agar kita bisa tetap bersyukur dalam hidup ini ? Bagaimana semakin peka untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam keadaan apapun hidup ini ?

Manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Kita justru dapat bersyukur saat bisa menemukan kesalahan diri kita sendiri yang dapat diperbaiki. Kecenderungan kita sering tidak mau menerima kesalahan diri kita sendiri. Kita merasa diri kita seakan-akan benar sendiri dan tidak menyadari kesalahan yang dilakukan. Kita sering lupa bahwa mengenali yang benar karena terlebih dulu kita telah menyadari dan mengenal yang salah. Kita bisa belajar dari kesalahan kita agar setidaknya kita tidak melakukan kesalahan yang sama dan semakin berhati-hati saat memikirkan maupun melakukan sesuatu. Orang pintar adalah orang yang bisa menemukan kesalahannya sendiri untuk hidup yang benar.

Kita belajar bersyukur dalam keadaan apapun dalam hidup yang kita hadapi ini. Hidup ini tidak pernah terlepas dari penyertaan kasihNya yang setia dan memberikan kekuatanNya setiap saat. Bisa saja manusia lupa pencapaian yang diraihnya karena penyertaan dan karya Tuhan melalui dirinya. Manusia juga mudah merasa kecewa saat mengalami kegagalan dalam hidupnya. Kegagalan dalam suatu hal bisa kita pandang sebagai perhentian sejenak untuk bisa menemukan kembali jalan yang benar yang dapat kita tempuh lagi. Kita diberikan kesempatan menyegarkan kekuatan kita kembali, menegaskan dan menata hati kembali dalam menapaki langkah hidup ini. 

Dalam hidup ini orang bisa mengalami dua hal yang berbeda; kegagalan dan kesuksesan. Orang selalu mengharapkan bisa mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Sulit memang saat mengalami suatu kegagalan, namun mau tidak mau kegagalan harus bisa kita terima. Seseorang memiliki potensi kesuksesan yang dapat diperjuangkan dalam hidupnya. Kesuksesan hidup menjadi suatu tantangan tersendiri. Melihat hubungan antara gagal dan sukses ini, kita bisa berefleksi bahwa orang sukses adalah orang yang tidak berputus asa saat gagal namun terus berjuang dalam usaha meraih cita-citanya. Orang bisa menyadari hidup ini dinamis, kita siap untuk diperbarui oleh Tuhan yang setia hadir dan membimbing hidup kita. Hidup ini senantiasa memberikan kesempatan kepada kita untuk menyambutnya dengan rasa penuh syukur.

Tuhan memberkati kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun